MASYARAKAT kelimpungan dengan kelangkaan minyak goreng bersubsidi. Khususnya warga se-Bandung Raya, komoditas bernama “Minyak Kita” itu tengah sulit ditemukan. Pedagang dan pembeli pun saling lempar keluhan.
Hal demikian mulai dirasakan sekira dua bulan lalu. Seorang pedagang, Cecep Wariana (40), mengungkapkan, sama seperti pembeli, para penjual juga sedang sama-sama mencari.
“Dari konsumen juga banyak yang bertanya soal Minyak Kita ini. Sedangkan di pabriknya, kan, kosong. Jadi ada kelangkaan, sekalipun ada, harganya juga naik,” ungkap Cecep kepada Jabar Ekspres, Kamis (2/2).
Tak hanya langka, saat ini, pendistribusian ‘Minyak Kita’ amatlah minim. Pedagang yang berjualan di Pasar Kosambi itu, menuturkan, kondisi demikian diperparah dengan naiknya harga minyak bersubsidi tersebut.
“Malahan kemarin saja terakhir harganya Rp 180.000 per kotak/dus. Dijual satuan Rp 15.000 – Rp 16.000. Harga normal itu Rp 14.000,” tutur pedagang yang berjualan di Pasar Kosambi itu.
Senada dengan Cecep, Dedi (46), penjual minyak yang berdagang di Pasar Kiaracondong ini, menyebut, omzet harian jelas kian berkurang. Penurunan terasa sedari awal tahun.
Kerugian bahkan menyentuh 10 persen dalam sebulan. Langkanya Minyak Kata, mulai terasa pada Desember tahun lalu. Dedi sempat membeli saat “detik-detik” jelang kelangkaan. Minyak bersubsidi tersebut masih ditaksir Rp12. 800.
“Itu saya beli di tempat ritel. Sesudah itu kosong, tidak ada pengiriman atau stok lagi di ritel itu,” ucap Dedi kepada wartawan Jabarekspres.id, Jumat (3/1).
Lagi, sama halnya yang diungkapkan Cecep, sekalipun Minyak Kita tersedia, masyarakat hanya bisa ‘menyimak’ dengan harga yang jauh berbeda. Terbaru, Dedi menyebut, harga bisa menyentuh Rp15.000 lebih.
Harga kisaran tersebut pun, didapatkannya seusai membeli dari distributor. Tentu, harga cenderung lebih tinggi lagi, apabila membeli dari grosir maupun pedagang pasar sepertinya. “Pasti mahal,” tandas Dedi.
Kesusahan tersebut tampak jelas dialami seorang warga, Dewi (50). Lantaran susah mendapatkan minyak goreng bersubsidi, sementara ini, dia pasrah beralih membeli minyak kemasan yang lebih mahal.
“Sekarang kosong stoknya, saya nyari-nyari gak ada,” kata warga asal Cimahi itu.
Kendati stok tersedia, nasib harganya tak jauh lebih baik. Menurutnya, harga Minyak Kita saat ini ditaksir Rp16.000 per liter. Lumayan beda sekian rupiah dari harga semula Rp14.000.