Jabarekspres.com – Bertambahnya usia, berbagai penyakit pun mulai mudah menyerang. Salah satu penyakit yang mudah menyerang pada usai lanjut adalah pengapuran tulang.
Hal itu pula yang terjadi pada Sartika,58. Ibu yang telah memiliki cucu ini mengalami pengapuran pada tulang lututnya dan terpaksa harus melakukan pengobatan secara intensif.
Sartika mengaku beruntung selama menjalani pengobatan ia tidak mengeluarkan biaya sama sekali karena telah tedaftar sebagai Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) di kelas 3.
”Saya mengalami pengapuran tulang lutut sejak lama, dan harus menjalani pengobatan secara intensif. Jika saya tidak menjalani pengobatan saya merasakan nyeri yang sangat mengganggu kegiatan sehari-hari saya. Alhamdulillah saya merasa sangat terbantu sekali dengan telah terdaftar sebagai Peserta JKN,” ungkapnya, saat ditemui sedang menunggu antrian di RS Cahya Kawaluyan.
Beruntung bagi Sartika yang telah terdaftar sebagai Peserta JKN. Pasalnya, tanpa adanya kartu tersebut, ia akan bingung untuk membayar biaya yang muncul dari seluruh proses pengobatannya tersebut.
Wanita yang saat ini tinggal bersama suami dan anaknya di Cimareme, Bandung Barat itu mengaku, selama berobat sebagai Peserta JKN ia selalu mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima baik di puskesmas maupun di rumah sakit.
”Jika harus menggunakan biaya sendiri untuk pengobatan pasti bisa mencapai biaya ratusan ribu rupiah. Kalau tidak terdaftar sebagai Peserta JKN ya lumayan juga biaya berobatnya. Apalagi untuk saya dan suami yang kerjanya sehari-hari tidak pasti dan hanya serabutan saja,” bebernya.
Selama mendapatkan pelayanan kesehatan ia mengaku tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Bahkan dia tidak mengalami kesulitan sama sekali ketika berobat.
”Tidak ada pembedaan (pasien JKN) dengan pasien lainnya yang memakai biaya pribadi,” ucapnya.
Menurutnya, JKN terbukti memberikan manfaat yang sangat banyak kepada pesertanya dan secara langsung telah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat dalam mendapatkan jaminan kesehatan.
”Apalagi bagi peserta di usia senja seperti saya yang mudah terserang penyakit karena kondisi fisik yang mulai lemah,” ujarnya.