Liga 2 Resmi Dihentikan, Liga 1 Timbulkan Potensi Ancaman Match Fixing

JABAR EKSPRES- Liga 2 2022/2023 akhirnya resmi dihentikan melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (12/1) Sore.

Dihentikannya kompetisi Liga 2 Indonesia ternyata mendapat banyak kecaman dari berbagai kalangan maupun pengamat Sepak Bola Indonesia. Beberapa protes itu ternyata sudah ramai di Media Sosial sejak kemarin malam. Terbukti dengan menjadi Trending nomor satu di Twitter.

Banyak orang menyayangkan keputusan PSSI tersebut karena tidak memikirkan dampak negatif yang akan terjadi kedepannya. Lebih berbahaya lagi apabila sistem degradasi tidak dijalankan banyak pengamat khawatir potensi match fixing akan terjadi. Karena sudah seharusnya roda kompetisi diputar sesuai regulasi FIFA yakni sistem promosi dan degradasi.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kompetisi Liga Indonesia Sejak dulu memang rawan sekali dengan pengaturan skor, indikasi-indikasi tersebut memang terbukti nyata. Acara Mata Najwa sudah beberapa kali berhasil mengungkap betapa bobroknya Liga Indonesia dalam edisi “PSSI Bisa Apa”. Namun ternyata kondisi tidak semakin membaik.

Tragedi Kanjuruhan kemarin membuka mata semua orang bahwa sebenarnya PSSI memang tidak siap menjalankan kompetisi Liga. Terbukti dengan pengamanan tingkat amatir pada laga krusial antara Arema vs Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022 silam.

Belum lagi masalah tunggakan gaji pemain yang sepertinya memang menjadi hal biasa terjadi pada Liga tercinta ini. Seakan-akan masalah kebutuhan hidup pemain menjadi hal yang lumrah dan bukan persoalan besar. Masalah Sepak bola Indonesia memang pelik dan rumit.

Seakan-akan kita diberikan harapan yang luar biasa setelah pelatih Shin Tae Yong sekaliber pelatih hebat yang mampu menyingkirkan Timnas Jerman mampu didatangkan oleh PSSI. Namun, Indonesia tetap nihil prestasi. Dihadapan tim-tim kuat Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand saja masih tidak bisa berbuat banyak.

Harapan untuk memperbaiki Sepak Bola Indonesia itu masih ada, namun harus dibarengi dengan orang-orang yang kompeten dan memang “paham Sepak Bola”. Asa itu masih ada dan masih banyak yang berharap Timnas Garuda bisa lebih terbang tinggi.

Dengan kompetisi yang amburadul seperti ini saja masih banyak orang yang meminati dan menonton Liga Indonesia, tidak terbayang jika level kompetisi sudah lebih profesional dan juga matang. Maka Sepak Bola benar-benar menjadi hiburan untuk kita semua.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan