BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana untuk mengembalikan fungsi Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor sebagai penunjang para atlet dan wadah untuk para aktivis muda di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan, kebijakan itu diambil karena adanya pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang disampaikan Presiden Joko Widodo belum lama ini.
Orang nomor satu di Kota Bogor ini mengaku, akan segera mendorong dinas terkait untuk melakukan langkah cepat dalam menyusun sejumlah terobosan menyusul adanya kebijakan pencabutan PPKM dari pemerintah pusat.
“Saya minta Dispora dan Dinkes segera berkoordinasi untuk mengembalikan fungsi RS Lapangan. Itu angkah cepatnya, karena kita tidak membutuhkannya lagi dan banyak kebutuhan teman-teman aktivis mahasiswa, atlet untuk menggunakan itu,” ungkapnya kepada wartawan.
Dia menilai, kebijakan pemerintah pusat atas pencabutan PPKM itu merupakan semangat baru untuk menggairahkan situasi kembali normal di tengah ancaman status pandemi Covid-19.
“Itu salah satu contoh, bahwa kita bergerak ke depan untuk situasi yang lebih normal,” sebutnya.
Atas kebijakan tersebut, sambung dia, Pemkot Bogor terus mewanti-wanti masyarakat agar tetap mentaati protokol kesehatan (prokes) sesuai anjuran yang ditekankan pemerintah.
Kendati aturan PPKM dicabut, dirinya memastikan keberadaan Satgas COVID-19 Kota Bogor masih tetap ada. “Kita mengikuti anjuran dari Pak Presiden, bahwa walaupun PPKM sudah dicabut sudah tidak ada lagi kerumunan yang dibatasi dan sebagainya, tetapi imbauan untuk menggunakan masker pada momen-momen tertentu itu tetap saja diperlukan,” jelasnya.
“Kita juga antisipasi apa yang terjadi di China, varian baru itu, meskipun kata Menkes belum ada alasan untuk khawatir, tetapi kita cermati juga dan sistem kita sudah siap semua,” imbuhnya.
Sekedar informasi, RSL milik Pemkot Bogor yang belokasi di Wisma Atlet GOR Pajajaran, Tanah Sareal, Kota Bogor itu sudah beroperasi sejak Senin, 18 Januari 2020 silam, berkat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengucurkam dana Rp 16 miliar.
Gedung tiga lantai itu dapat menampung puluhan pasien positif Covid-19 dengan jumlah 64 bed atau tempat tidur. Lantai satu merupakan ruang UGD berikut ruang perawatan dengan 8 bed, sedangkan lantai dua dan tiga difasilitasi 56 bed khusus untuk ruang perawatan pasien. (yud)