JABAR EKSPRES – Jargon Bandung Lautan Konser sebentar lagi tak hanya jadi slogan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal hidupkan kembali warna yang telah lama pudar di tubuh Kota Kembang tersebut. Terlebih, pertunjukan musik kini menjelma sebagai salah satu penggerak utama ekonomi kreatif di kota ini.
Merujuk pada data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kontribusi sektor ekonomi kreatif secara nasional pada tahun 2024 mencapai Rp1.388,81 triliun. Seni pertunjukan salah satunya musik menjadi pilar penting dalam capaian tersebut.
Maka dari itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyebut, guna menggeliatkan kembali perekonomian di Kota Bandung, pihaknya bakal menyederhanakan perizinan konser dengan catatan aspek keamanan dan teknis terpenuhi. Komitmen inipun diakuinya sudah disepakati bersama pihak Polrestabes Bandung.
Baca Juga:Dukung Pembangunan Jembatan Karanganyar, PLN Indonesia Power UBP Saguling Tak Bisa Terbitkan Izin Teknis? Dirut BUMD KBB Jadi Tersangka Kasus Cek Kosong, Jeje: Pemerintah Tak Akan Beri Bantuan Hukum
“Kami bersama Polrestabes sepakat untuk tidak mempersulit perizinan selama syaratnya lengkap. Karena kegiatan seperti ini mendorong perputaran uang di kota, dan itu harus dimudahkan. Itu sudah komitmen kami,” ujar Farhan, Minggu (15/6).
Diakui Farhan, ini sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam menciptakan iklim ekonomi kreatif yang terbuka dan progresif. Menurutnya, konser dan pertunjukan seni tidak hanya menghadirkan euforia bagi penonton, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi perputaran ekonomi.
“Konser itu menghidupkan kota. Ia menggerakkan ekonomi, menyatukan warga, dan menjadi wadah ekspresi kreatif. Bandung adalah surga konser, dan kami mendukung penuh ruang-ruang seperti ini,” katanya.
Menurutnya, efek domino dari maraknya konser terasa hingga ke berbagai lini usaha, seperti hotel, transportasi, kuliner, dan UMKM. Kehadiran penonton dari luar kota turut mendorong permintaan terhadap layanan penginapan, makanan, hingga jasa transportasi lokal.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga berencana bakal mengurangi pajak intensif bagi konser-konser berbayar. Hal ini diharapkan mampu menarik promotor-promotor besar dalam menyelenggarakan konser di Kota Kembang.
“Kami beri ruang untuk mengajukan diskon pajak bagi konser-konser tertentu, terutama yang memberikan kontribusi langsung bagi perekonomian kota,” ungkapnya
Dengan terus bertumbuhnya ekosistem konser di Bandung, Farhan optimistis geliat ekonomi kreatif akan semakin kuat, membuka lapangan kerja, serta menegaskan posisi Bandung sebagai kota budaya dan hiburan utama di Indonesia. (Dam)