Di hari ke 40 polisi ke pompa bensin terdekat. Polisi mencari rekaman kamera di pom bensin itu. Biasanya kamera di situ merekam juga sampai jauh ke jalan.
Setelah meneliti rekaman sepanjang 8 jam, polisi melihat ada mobil sedan putih lewat. Tidak masuk pompa bensin tapi terekam. Gambarnya tidak jelas. Anda sudah tahu: mobil yang melaju menghasilkan foto moving. Tidak bisa dipastikan merek apa mobil itu. Juga dari kota mana.
Rekaman ini penting karena ada juga mobil sedan putih lewat di dekat rumah kontrakan itu.
Pusing: siapa pemilik mobil sedan putih itu. Di hari pertama setelah pembunuhan, lebih 400 telepon masuk ke kantor polisi. Polisi memang berharap siapa pun memberi info apa pun.
Salah satunya info soal mobil putih. Ada yang melihat mereknya Hyundai Elantra.
Fokus berikutnya mencari siapa pemilik mobil Hyundai putih itu. Seluruh Idaho dilacak. Nihil. Pun negara bagian Washington. Idem dito.
Memang ada Hyundai putih mirip itu. Tapi di Pennsylvania. Pantai Timur Amerika. Padahal Idaho tergolong pantai barat. Jaraknya 5000 km. Agak mustahil.
Apalagi ketika pemilik Hyundai putih itu diketahui: calon doktor hukum kriminologi. Ia sarjana hukum. S2-nya juga kriminologi. Kuliahnya memang di Pullman. Tapi tidak ada indikasi apa-apa. Juga tidak ada catatan kriminal sedikit pun. Tidak pula ada hubungan apa pun dengan 4 mahasiswa yang terbunuh itu.
Jarak kedua kampus itu hanya 15 menit dengan mobil. Tapi itu bukan alasan yang bisa diterima.
Seseorang memberi info ke polisi: ada mobil Hyundai putih di bengkel. Pemiliknya ada di bengkel itu. Berdua. Anak dan bapak. Si pelapor sempat ngobrol dengan pemilik Hyundai itu. Rumahnya tidak jauh dari bengkel.
Si anak muda mengatakan, ia lagi liburan Natal dan Tahun baru di rumah orang tuanya di Pennsylvania. Ia kuliah di Pullman.
Tepat di hari terakhir tahun 2022 kemarin, polisi menangkap pemilik Hyundai putih tersebut. Namanya:
Bryan Christopher Kohberger. Umur 28 tahun. Bujangan. Pendiam. Belum pernah punya pacar. Calon doktor kriminologi.