Jimmy Marta
Sahabat disway tinggi ganteng, saat ikut spesialis ditanyain kapan ngambil S three. Padahal sahabat anakku saat wisuda S1 dibawain bunga dg tulisan. “Wisuda baju hitam sudah, kapan wisuda baju merah?…
yea aina
Anggapan Abah tentang pendidikan/magang dokter spesialis: universitas bukan mesin uang, rumah sakit yang mesin uang. Mungkin itulah dasar pertimbangan penyusunan omnibuslaw kesehatan. Semua terkait uang/biaya. Coba kalau RUU omnitrailerlaw, kan bisa jadi mesin uang, baik rumah sakit juga universitas. Ternyata, ungkapan: sehat itu tidak murah, ada cocoknya juga. Mahal. Kalau sakit, hingga harus berurusan dengan rumah sakit, bersiaplah tersedot mesin uang. Karena para dokter spesialisnya masih lulusan universitas yang bukan mesin uang, tapi “butuh” menyedot biaya kuliah dari para calon dokter pendidikan spesialis. Pun searah dengan pesan mbahmoe: kalau mau sehat sempurna dengan ongkos murah amat, nantilah di surga sana.
Lukman bin Saleh
Saat mengetahui fakta di luar sana. Begitu primitif kita rasanya. Salah satunya maslah dokter spesialis ini. D luar gratis, malah di gaji. Di sini sudah mahal, dipersulit pula. Maka senang rasanya saat ada kemauan pemerintah mereformasi hal2 primitif ini. Ayo pak Menkes. Ayo Pak Jokowi, gaskeun. Mumpung anggota dewan yang terhormat manut2 saja. Karena belum tentu setelah 2024 anggota DPR bisa diam seperti ini. Apalagi jika PDIP jadi oposisi. Masalah naruh botol air mineral dalam baju saja ributnya minta ampun. Tapi saya pesimis jika melihat track record anggota dewan selama ini. RUU yang berhasil diselesaikan selama tahun 2022 hanya 12 biji. Bagaimana pula RUU Omnibus Kesehatan yang urutan 18? Di tahun politik pula…
Fa Za
Sepertinya bukan soal university-based atau hospital-based untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis. Ada hal² yg tdk terungkap ke publik maupun oleh pemegang kebijakan. Hal² itulah yg mungkin jd biangkerok penghambatnya, misalnya soal sentimen profesi, soal jatah dan kuota, bahkan soal mafia. Di mana² ada mafia, semua orang tahu itu, tp tidak bisa berbuat apa².