Seperti BLT, Kartu Prakerja juga dimulai dengan kontroversi yang luar biasa. Sama-sama dicurigai berbau politik kepentingan. Toh akhirnya sangat baik.
Penerus program ini kelak malah tinggal menikmati hasil positifnya. Semua yang pahit-pahit sudah dilewati. Kesalahan-kesalahan awal sudah diperbaiki.
Sukses Kartu Prakerja ini rasanya membuat ada pola lama yang langsung tidak relevan lagi: Balai Latihan Kerja (BLK). Rasanya kalau program Kartu Prakerja ini kian matang, BLK bisa diakhiri.
Kartu Prakerja diberi anggaran sekitar Rp 20 triliun/tahun. Lewat mekanisme IT seperti Kartu Prakerja rasanya seluruh anggaran bisa langsung sampai ke penerima manfaat. Tidak banyak dana yang habis untuk membiayai operasional organisasi.
“Apakah kelak akan kembali menjadi dosen?” tanya saya pada Denni.
“Pasti. Namun ingin menuntaskan program ini dulu,” katanyi. “Ini kan pekerjaan dosen juga, hanya beda cara,” kata Denni.
“Tapi, kenapa sih diberi nama Denni? Yang mengesankan laki-laki?” tanya saya.
“Mungkin saya bukan anak wanita yang dikehendaki…” kata Denni lantas ngakak. “Banyak yang memanggil saya ”bapak” saat mulai bicara di telepon untuk kali yang pertama”.
“Anda merasa agak tomboy?”
“Sangat! Hahaha… “. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 30 Novembr 2022: Bukan Dinasti
dabaik kuy
kami kemarin ke cianjur … masih buanyak sekali yg kehujanan tdk punya tenda… harga terpal + tali 250rb… kalau pemerintah beli 2000 terpal cuman 500 juta…. tapi pemerintah gak beli terpal / tenda… padahal cuman 500 juta .. itu pengungsi dibuiarkan tabpa tenda…tenda baru di lalangan besar…di pelosok desa2 pengungsi tanpa tenda….hanya plastik tambal2 bolong sana sini yg gak percaya silahkan datang ke cianjur .. jakarta ke cianjur itu deket…tapi kirim 2000 tenda aja tdk bisa… kok hanya dapur umum besar saja yg di supply…pengungsi dipelosok tdk dikasih tenda… cianjur dekat dr jakarta…tapi tdk terbantu tenda 2rb buah utk pelosok desa …. pemerintah memalukan ..
dabaik kuy
rumah yg hancur ada 2300 rmh… harusnya ada 2300 tenda juga sbg oengganti rumah sementara… sampai rumah jd dibangun lagi… kemana pemerintah kirim 2rb tenda aja tdk mampu… padahal cianjr deket dr jakarta