Belajar Menulis Cerita Sehari-hari

Selain sulit menemukan ide, susah menentukan judul, ada juga masalah yang muncul dalam menulis, yaitu mandeg di tengah jalan setelah mencoba menulis. Hal ini biasa terjadi dalam dunia kepenulisan. Tiba-tiba kehabisan kata-kata untuk meneruskan tulisan, tidak tahu harus mengakhiri seperti apa tulisan kita.

Kesulitan ini bisa kita atasi dengan rehat sejenak. Biarkan tulisan kita dan pergilah mencari ketenangan, kenyamanan, keindahan dahulu, atau pergi dengan teman hanya sekedar untuk minum kopi.

Bisa juga jalan-jalan sendiri untuk merefresh kembali otak kita. Setelah merasa segar, jangan biarkan pekerjaan tulisan tadi terbengkalai karena lama dibiarkan. Sebab, hal itu akan membuat kita lupa pada tulisan yang belum selesai.

Untuk bisa membuat tulisan dari cerita sehari-hari atau pengalaman kita, berikut penulis akan mencoba berbagi cara menulis berdasarkan  pengalaman penulis dalam belajar dan berlatih menulis, baik itu menulis artikel, esai ataupun cerita inspiratif .

Cara kreatif dan produktif dalam menulis yang biasa penulis lakukan sehingga akhirnya bisa menulis yaitu, pertama, jadikan menulis sebagai sahabat setia yang siap menerima cerita kita dalam bentuk apapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun.

Penulis menjadikan huruf, kata-kata, kalimat sebagai teman dalam mencurahkan segala rasa yang dihadapai dalam hidup. Penulis menjadikan kegiatan menulis sebagai sahabat setia. Penulis mencurahkan semua perasaan dalam tulisan sampai penulis merasa puas dan merasa telah menyelesaikannya.

Kedua, setelah selesai menulis, penulis membiarkan tulisan itu beberapa hari. Hal itu dilakukan untuk menetralisir keterlibatan emosi yang berlebihan. Kemudian penulis membaca ulang tulisan sendiri. Lalu mulai mengedit tulisan dengan cara membuang kata atau kalimat yang kurang bermanfaat.

Selanjutnya, penulis menganalisis dan memastikan jika tulisan tadi tidak ada kata-kata dan kalimat yang menyinggung SARA. Hal itu penting dilakukan agar tulisan kita dikemudian hari tidak menimbulkan permasalahan.

Pada tahap itu juga, biasanya penulis mulai memasukkan teori atau pendapat dari para ahli tentang tema dari tulisan. Mengembangkannya dengan pemahaman dan kemampuan nalar berdasarkan pengalaman dan keahlian kita. Proses ini dilakukan tidak cukup sekali. Tetapi harus berulang-ulang minilal dua atau tiga kali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan