Kertas Mati

Tahun 2015 keluar putusan Mahkamah Agung. Putusan pailit pengadilan negeri Surabaya itu dibatalkan. Surya Kertas sudah telanjur babak belur. Pemiliknya telanjur meninggal dunia.

Yang menarik, apa pun persoalan di antara mereka sang adik tidak tega Surya Kertas tutup alias meninggal dunia. Maka perusahaan itu diambil alih sang adik. Jadilah sang adik punya dua pabrik kertas besar.

Sang adik dikenal sebagai orang baik. Pekerja amat keras. Disiplin. Inilah salah satu pengakuan mantan manajer seniornya:

“Saya 17 tahun sebagai salah satu asisten terdekat Pak Winarko Sulistyo. Dalam keseharian di kantor beliau seorang pemimpin karismatis.. yang gigih..berani..low profile ..bicara terbuka dengan bawahan…pantang menyerah..berkemauan keras untuk kemajuan perusahaan”.

“Setiap ekspansi besar perhitungannya matang sehingga membuat beliau sukses….secara tidak langsung saya banyak belajar dari beliau. Kita bekerja tidak ada kata tidak bisa jika ada kemauan..keinginan..mencari tahu. Kalau kita berusaha dan mau belajar pasti bisa..jadi jangan pernah berkata tidak bisa.. .ini motto yang selalu saya ingat sampai hari ini”.

Dia tidak kaget mantan bosnya itu meninggal. Usianya sudah 76 tahun. Sudah sering berobat ke Singapura karena memang punya rumah di sana. Ia punya komorbid yang sama dengan kakaknya: gula darah.

Sang adik juga dikenal tidak mau menyusahkan orang. Maka ketika meninggal dunia jenazahnya minta dibakar saja. Itu pun cukup dilakukan di Singapura. Tidak usah repot mengurus jenazah pulang ke Indonesia. Kremasinya pun dilakukan hanya sehari setelah meninggal dunia.

Demikian juga poster digital berita dukanya. Sangat sederhana. Tidak menyebut di rumah sakit mana meninggal, tanggal 8 November itu jam berapa. Pun tidak menyertakan nama Vilia, istrinya.

Di Poster perkabungan itu juga tidak ada nama anak-anak, menantu, dan cucu. Tidak ada karangan bunga. Tidak ada rumah duka. Tidak ada yang melayat.

Yang lebih hebat dari sang kakak adalah: exit strategy bisnisnya. Ketika sudah tua dan sering sakit ia bikin putusan besar: pabrik kertas itu dijual. Pembelinya perusahaan Thailand. Grup Siam Cement. Salah satu produk Fajar Surya Wisesa adalah kertas kraft. Bisa dipakai untuk sak semen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan