Workshop Pertunjukan Seni Musik Jazz Progressive ICAS Fest 2022 ISBI Bandung

BANDUNG — Tahun 2022 menjadi awal dari kembali aktifnya acara-acara festival di Indonesia setelah pembatasan sosial akibat adanya pandemi. Ditandai dengan beragamnya konser dan festival yang diselenggarakan secara langsung, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung juga tak ingin ketinggalan dalam mengisi momen mengenai festival di tahun 2022. Festival yang bernama International Cultural Arts Space (ICAS-Fest 2022) ini diselenggarakan oleh program pascasarjana ISBI Bandung, yakni sebuah festival seni yang menampilkan karya dari setiap mahasiswa angkatan 2020 sampai 2022. Beberapa di antaranya yaitu garapan seni musik oleh mahasiswa angkatan 2020, garapan seni tari oleh mahasiswa angkatan 2021, dan garapan teater tari oleh mahasiswa angkatan 2022.

“Gitar elektriknya lebih dikencangkan lagi!” Komentar itulah yang dilontarkan oleh Erfin Faz melalui workshop gladi resik pertunjukan seni musik Jazz Progressive di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung pada Selasa, 08 November 2022. Berlokasi di lantai 4 Gedung Kesenian Dewi Asri ISBI, band yang beranggotakan tujuh orang mahasiswa pascasarjana ISBI tersebut melakukan latihan untuk pertunjukan seni musik yang akan dibawakan. Workshop bertajuk “Pertunjukan Karya Inovatif: Identitas Tradisi dalam Rekayasa Budaya” merupakan salah satu dari rangkaian pra-acara ICAS-Fest 2022.

Erfin Faz, seorang gitaris sekaligus komposer yang baru saja merilis single pada tahun 2022 dengan judul “Rajah”, menjadi seorang coach pada workshop ini. Ia menjadi mentor dari tujuh anggota Band dengan beragam alat musik, di antaranya ada drum, violin, keyboard, bass, gitar elektrik, hingga alat musik tradisional seperti suling dan rebab. Hal yang menjadi keunikan dari penampilan ini adalah pembawaan musik genre Jazz Progressive yang dikombinasikan antara alat musik modern dan tradisional. Penonton bisa mendengarkan musik Jazz yang identik dengan Amerika, tetapi juga bercampur dengan nuansa musik tradisional Sunda.

“Manggung itu sekali, tetapi prosesnya yang panjang,” kata Erfin Faz saat sesi gladi resik berlangsung. Ia terlihat bersemangat saat memberikan komentar dan masukan untuk musik yang sedang dimainkan. Hal-hal yang disebutkannya mungkin sebagian besar tidak disadari dan diketahui oleh orang awam, tetapi menyaksikan proses bagaimana musik tersebut menjadi sebuah karya matang masih tetap bisa dinikmati. Tak ketinggalan dengan para anggota band terlihat sangat antusias ketika berlatih meski waktu sudah menunjukkan larut malam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan