Jenguk PRT Korban Kekerasan, Ketua PKB KBB Sebut Ini Persoalan Kemanusiaan

JABAREKSPRES.COM – DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengunjungi pekerja rumah tangga (PRT) yang menjadi korban kekerasan oleh majikannya.

Diketahui, korban atas nama Rohimah (29) mengalami penyekapan serta penyiksaan oleh pasangan suami istri. Pelaku adalah  Yulio Kristian (29) dan Loura Francilia (28) di rumah mereka di Perumahan Bukit Permata, Block G1, RT 04 RW 22, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Atas tindakan yang dilakukan oleh dua majikannya tersebut, korban mengalami luka bekas pukulan di bagian wajah, kedua lengan dan punggung. Saat ini, korban tengah menjalani perawatan di RS Sartika Asih Bandung.

“Kebetulan saya mendampingi Ibu Cucun dari Komisi III DPRD Jabar mengunjungi korban sekaligus memberikan semangat dan bantuan. Saya liat kasusnya luar biasa, cukup prihatin dengan kejadian ini,“ kata Ketua DPC KBB Asep Dedy di RS Sartika Asih Bandung, Selasa 1 November 2022.

Asep Dedi meminta pemerintah daerah Bandung Barat khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Kabupaten Bandung Barat untuk segera membuat gerakan-gerakan yang melindungi korban, seperti halnya mendata tenaga kerja ART lokal.

Kejadian tersebut, kata Asep Dedi, menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk Pemkab Bandung Barat. Perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal serupa dan mengantisipasinya.

“Ini harus diproses secara hukum dengan seadil-adilnya oleh pihak kepolisian. Selain itu agar tidak terjadi hal serupa, saya meminta Pemda Bandung Barat untuk mendata dengan teliti pegawai PRT di wilayah,” jelas Asep

Perlindungan terhadap korban kekerasan, menurut Asep sangat perlu, sebab menyoal kemanusiaan tidak mengenal teritorial wilayah.

“Meskipun korban itu berasal dari luar daerah, tapi dia bekerja di Bandung Barat sudah lama. Artinya peran Pemda Bandung Barat pun disini harus terlibat,” jelasnya.

Asep juga menilai, masih banyak korban serta orang-orang yang mengetahui adanya kekerasan tidak mau melapor. Karena, sebagian besar pelapor justru menerima tekanan dari berbagai pihak.

“Jadi baik pemerintah ditingkat kabupaten Bandung barat sampai tingkat RT harus menjadi perhatian. Artinya bila ada pendatang ke daerahnya masing-masing tidak boleh begitu saja harus menjadi perhatian yang serius,” katanya.

Tinggalkan Balasan