“Nikmat berkah, dalam lindungan Allah disertai malaikat, apa ruginya? satu jam di dalam perjalanan tidak ada rugi, terhitung memang umur kita tapi sudah diisi mendengar Alquran,” ungkapnya.
“Coba banyak waktu, nikmat, kalau saya merasa kesibukan mengganggu sampe tidak ada luang waktu, cukup untuk saya bisa baca tilawah di rumah, saya menikmati di jalan,” tuturnya.
Syekh Ali Jaber juga menuturkan jika membaca Alquran bisa dilakukan ketika dalam perjalanan.
“Apalagi mau pergi ke acara ke luar kota, lumayan jauh nikmat, ya Allah mudah-mudahan macet terus, nikmat nggak pikirin macetnya karena lagi melihat Alquran,” tambahnya.
Kecanggihan zaman sekarang yang justru membuat lalai, harusnya diminimalisir sedemikian rupa.
Misalnya HP tak hanya dimanfaatkan untuk hiburan semata, juga bisa membaca Alquran menggunakan alat canggih tersebut.
“Beda sama orang sepanjang perjalanan chat hp, hp, hp, merasa bosan semua chat sudah dilewati, semua sms suda dibalas, semua pesan-pesan sudah dibaca akhirnya bosan,” ungkapnya.
“Habis waktu sia-sia, padahal Alquran ini kita baca tidak mesti dalam keadaan wudhu, apalagi kita dalam perjalanan naik motor atau mobil bisa dengan handphone atau HP,” paparnya.
Sehingga tak ada alasan jika tidak bisa membaca Alquran lantaran tak membawa mushaf Alquran.
Sementara zaman kini sangat mustahil seseorang meninggalkan HP nya yang dianggap sebagai nyawa kedua.
“Ada orang bilang gimana saya bawa Alquran terus tapi nggak berwudhu, kan kamu menyentuh HP bukan menyentuh Alquran, bersentuhan dengan HP,” terang Syekh Ali Jaber.
“Ingin berkah rizki, berkah umur, sehat wal’afiat, bahagia selamat dunia akhirat, tolong perhatikan Alquran, semakin banyak perhatian kamu kepada Alquran, semakin banyak perhatian Allah kepadamu,” pungkasnya.