Tol Cisumdawu Rampung, BIJB Kertajati Moncer

BANDUNG – Pemerintah memastikan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan melayani penerbangan penumpang komersial dan umrah pada November-Desember 2022.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Daddy Rohanady meminta Pemprov Jabar untuk tancap gas memaksimalkan kegiatan ekspor di BIJB Kertajati

Politisi Partai Gerindra itu pun menyakini jika bandarudara Internasional di Jabar ini  dipastikan moncer seiring dengan akan difungsikannya Tol Cisumdawu secara penuh. Yang diperkirakan November atau Desember 2022 rampung.

“Pemprov Jabar juga harus terus mendorong kegiatan ekspor via Jabar, baik itu melalui BIJB Kertajati maupun pelabuhan,” kata Daddy, Kamis (20/10).

Daddy menjelaskan, BIJB Kertajati baru digunakan untuk pengiriman kargo 4 kali seminggu dan rencananya untuk umroh 5 kali seminggu per November 2022.

Padahal, bandara ini luasnya 1.040 hektare dari rencana semula secara keseluruhan 1.800 hektare. Belum lagi ada rencana pengembangan Kawasan Kertajati Aerocity seluas 3.200 hektare.

Selain itu, ada amanat Pemerintah Pusat yang belum optimal dilakukan di BIJB Kertajati. Selain umroh, juga disetting untuk melayani pemberangkatan haji. Ada hal lain yang cukup strategis dan belum optimal.

Dia melanjutkan, Presiden Joko Widodo pun mengamanatkan bahwa BIJB Kertajati menjadi tempat MRO (maintenance, repair, dan overhaul) pesawat TNI dan Polri.

Kendati demikian, Daddy Rohanady berharap jamaah haji dan umroh asal Provinsi Jabar bisa diberangkatkan dari BIJB Kertajati yang lokasinya berada di Kabupaten Majalengka.

“Selama ini BIJB Kertajati dipakai hanya untuk cargo, bulan depan akan melayani penerbangan komersial. Dulu umrah dan haji sempat tertunda. Mami berharap dan ingin, umrah haji bisa diberangkatkan dari Bandara Kertajati,” terangnya.

Terlebih, ungkap Daddy Rohanady, saat ini minat masyarakat untuk melakukan umrah ke Tanah Suci besar setelah kasus Covid 19 bisa terkendali, sangat tinggi.

“Pasca dibuka kembali setelah Covid 19, tentunya ini jadi peluang, karena lama antrian untuk beribadah haji saat ini sudah lebih dari 15 tahun bahkan ada yang lebih dari itu, sehingga orang memilih haji kecil dulu atau umrah,” paparnya.

Selain jamaah umrah, terang Daddy, ada calon penumpang potensial lain di Bandara Kertajati, yakni Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jabar yang jumlahnya tidak sedikit.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan