Kopi Bekjul di Cicalengka Bandung, Ngopi Pagi Biar Happy

Baginya, kopi tanpa campuran lain merupakan hak bagi semua kalangan masyarakat untuk menikmatinya.

“Biar supir angkot atau tukang parkir juga tahu rasa mantap kopi lokal tanpa campuran, dalam arti kalau kopi kemasan yang dijual di warung udah ada campuran dari pabrik, ini enggak,” tutur Adam yang mulai berkeringat akibat cukup panasnya cuaca saat itu.

“Saya pakai Kopi Kareumbi dan Kopi Majalaya lokalnya, dari penaneman sampai diseduh ditanganinya sama orang-orang kita, jadi spesial,” lanjutnya sambil tersenyum lebar lalu mengelap keringat di keningnya dengan tangan kanan.

Adam mengaku, penghasilannya tak menentu, paling banyak satu hari terjual 20 cangkir kopi dengan harga per gelasnya Rp10 ribu.

“Semua menu harganya sama, mau kopi susu, kopi robusta atau arabika juga sama Rp10 ribu. Roti bakar juga saya ada menunya dan harganya sama,” ujar Adam dengan posisi duduk yang tidak berubah.

“Dan boleh bayar semaunya, yang penting modal balik aja. Kayak supir angkot beli tapi nawar yaudah sanggupnya bayar berapa dan kadang Rp6 ribu atau Rp7 ribu bayar, enggak masalah, yang penting nyaman aja nikmat,” tambahnya.

Dia mengatakan, edukasi mengenai kopi selalu diberikan bagi siapa pun yang bertanya. Sebab menurutnya esensi dari menjalankan bisnis kopi bekjulnya itu adalah supaya bisa membangun rasa serta kehangatan bersama orang lain melalui minum kopi bersama di pagi hari.

“Saya alat totalitas, enggak recehan, meski di jalan tapi tetep modelan kafe kelasnya. Kalau pesen latte juga saya gambarin tetep di kapnya gambar hati misalkan, kayak di kafe-kafe aja gitu,” kata Adam sambil menggerakkan kedua tangannya yang menunjukkan alat-alat di atas jok belakang motor C70.

Dia berharap inovasinya bisa menjadi contoh positif bagi anak muda agar tetap semangat berusaha dalam kehidupan, terutama jika ingin memulai bisnis maka tak perlu sulit namun manfaatkan kemampuan dan barang yang ada, untuk dikembangkan secara bertahap.

“Pegawai kecamatan atau SIM Keliling udah langganan setiap pagi, ‘kang menu biasa’ saya bikinlah kopi dan roti bakar pesenan mereka seperti biasa saking seringnya,” ucap Adam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan