Jughuhn, Sosok yang Dilupakan dan Ditinggalkan Sejarah Indonesia

Dari ketinggiannya yang agung mereka seolah melihatku sebagai seorang kawan lama. Betapa rindu dan membuncah keinginanku untuk mendaki, hingga pada hari nanti di mana aku bisa bilang, Salam padamu, Wahai Gunung-Gunung!” tulis Jughuhn.

Terinspirasi dari Jughuhn, Memegang Lukisan Bapak

Saat itu, di Taman Jughuhn, ada seorang pemuda sedang santai, sembari menikmati secangkir kopi pada gelasnya.

“Walaikumsalam, Kang, ada yang bisa saya bantu,” tutur pemuda itu sembari tersenyum ramah dan menjawab salam.

Pemuda itu bernama Hari (24). Saat Jabar Ekspres mengunjunginya, Hari langsung membawakan buku tamu, dan buku-buku penelitian yang membahas Jughuhn.

“Kalau ingin tahu tentang Jughuhn di sini, ada. Pembahasan-pembahasan ilmiah Jughuhn ada bahasa Inggris, ada juga bahasa Indonesia,” kata Hari.

Tak lama, ia kemudian membawakan lukisan Jughuhn.

“Ini lukisan Jughuhn, yang dibuat oleh almarhum bapak saya,” tutur Hari.

Hari dan Lukisan Franz Wilhelm Junghuhn. (Foto: Akmal Firmansyah/Jabar Ekspres)

Hari sendiri adalah generasi ketiga, juru pelihara Taman Jughuhn. Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak begitu tahu mengenal Jughuhn. Malah sedikit orang yang ingin mengetahuinya.

“Jadi kebanyakan orang mengira di sini hanya taman, padahal di sini ada monumen sejarah, di sana ada makam juga, rekannya Jughuhn yaitu Johan Eliza De Virj,” ungkapnya.

Maka tak sedikit warga sekitar menjadikan tempat tersebut sebagai lalu lintas, dan hanya nongkrong saja, seperti sekumpulan anak sekolahan berbaju putih-abu yang sedang belajar merokok.

“Saya sudah beberapa kali menyarankan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawabarat, supaya memagari, supaya lebih terjaga,” ucapnya.

Tak sedikit orang yang kurang mengerti kesakralan sejarah. Ada yang mencoret-coret monumen tersebut, bahkan rantai yang menjadi pagar di Makam Johan Eliza De Virj pernah hilang.

“Pernah ada yang ngambil yang Jughuhn ini, tapi alhamdulillah ketahuan, cuma yang De Virj enggak tahu siapa yang ngambilnya,” tuturnya.

Namun, kata Hari, ada juga beberapa pengunjung yang ia sengaja ingin membersihkannya coretan atau debu yang ada di tugu monumen Jughuhn tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan