Pergerakan Tanah Meluas, Satu Kampung di Bogor Harus Ngungsi

BOGOR- Akibat tingginya intensitas hujan diwilayah Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor mengakibatkan pergerakan tanah. Kejadian tersebut membuat belasan rumah rusak.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Arus Nurjatmiko melalui keterangannya, Kamis (15/9) mengatakan dari hasil kaji cepat, ada sebanyak 18 Unit rumah 20 Kepala Keluarga dengan jumlah 75 Jiwa.

“Lokasi pengungsian ditempatkan di Villa Roso Kamoung Curug Rt 002 / Rw 009 Desa Bojongkoneng Kecamatan Babakan madang,”ujarnya

Rumah warga yang mengalami kerusakan, lanjut dia, berlokasi di Kampung Curug Rt 001/009 sebanyak delapan Unit Rumah delapan KK/ 33 Jiwa, Kampung Curug Rt 002/015 sebanyak tiga Unit Rumah 3Kk / 10 Jiwa , dan di Kampung Curug Rt 001/015 tujuh unit rumah dengan 9KK atau 32 jiwa. Adapun korban mengungsi sebanyak lima keluarga dengan 24 Jiwa.

Selain rumah warga yang rusak akibat bencana pergeseran tanah tersebut juga merusak akses jalan Kampung Curug.

Saat ini, kondisi jalan yang mengalami keretakan tesebut tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Nurjatmiko menambahkan, hasil kajian sementara, bencana pergeseran tanah tersebut disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang cukup lama di wilayah kecamatan Babakan Madang.

“Data sementara keretakan tanah dari titik awal ke titik akhir retakan mencapai 1 kilometer,” lanjutnya.

Sementara itu, Sekertaris Desa Bojong Koneng Suganda menyampaikan, saat ini warga yang terdampak membutuhkan konsumsi, selimut hingga air bersih.

“Kemarin kan kita bikin pipa untuk air bersih tapi dengan adanya pergerakan tanah ini jadi terputus aliran airnya,”kata Suganda kepada JabarEkpres.com.

Kejadian pergerakan tahan di wilayah Bojong koneng bukan kali pertama nya dimulai dari tahun 1982 silam .

“Dulu pernah kejadian begitu tidak parah seperti sekarang, tiap tahun pergeseran tahan selalu ada tapi hanya retak aja,”lanjutny.

Lebih lanjut Suganda mengungkapakan pergerakan tanah selalu bergerak sehingga satu kampung mesti mengungsi ke tempat yang lebih aman.

” Pergerakan tanahnya merembet sekarang bisa satu kampung sampai 200- 300 orang untuk tempat kalo di villa gak keyampung bikin tenda,” pungkasnya*** (SFR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan