Tinta Elizabeth

Edward jatuh cinta.

Pun Wallis.

Status perkawinan tidak seluas lautan. Edward memutuskan menyerahkan takhta kepada adiknya. Wallis menceraikan suami keduanyi. Mereka kawin.

Gosip tentang mereka ini tidak habis-habisnya. Jarak Inggris-Amerika menjadi begitu dekatnya.

Edward VIII meninggal dunia tahun 1972, di usia 76 tahun. Di Paris. Pasangan ini memang lebih banyak hidup di Paris. Edward dimakamkan di Inggris.

Wallis dua tahun lebih muda. Tapi begitu Edward meninggal dia langsung hilang dari perbincangan.

Topik baru di Inggris kini pindah ke Raja baru: Pangeran Charles. Dengan gelar resmi King Charles III. Di usia 73 tahun.

Charles –dan keluarga kerajaan– memang menyusul ke Balmoral di hari-hari akhir Ratu Elizabeth. Charles menerima warisan kerajaan di situ. Ia masih harus menunggu pengumuman resmi dari satu dewan sesepuh Inggris. Dewan ini terdiri dari para senior di parlemen yang sekarang maupun yang sudah lewat. Ditambah ketua persemakmuran –negara-negara bekas jajahan Inggris.

Liz Truss punya kenangan begitu khusus. Ia jadi perdana menteri di hari-hari akhir Ratu Elizabeth. Ini menambah kepopulerannya. Dia perlu itu. Dia lagi membuat program subsidi energi untuk rakyat Inggris. Dia perlu utang untuk subsidi itu.

Rakyat Inggris lagi harap-harap cemas menghadapi musim dingin. Harga gas naik terus seiring dengan perang di Ukraina yang berkepanjangan.

Jadi Ratu Inggris tidak dia harapkan. Memerintah begitu lama tidak dia bayangkan. Umur begitu panjang berakhir dengan begitu husnul khatimah. Nikmat apalagi yang masih harus didustakan. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 9 September 2022: Partai Amplop

Muin TV

Kalo di kampung, P3 itu identik dengan partainya orang tua, ibu-ibu atau emak-emak. P3 susah masuk ke segmen anak muda atau milenial. Posisi P3 memang sangat kritis. Kalau berdasarkan survei, P3 diprediksi tidak akan lolos ke Senayan. Karena cuma dapat 1,8%. Kita lihat saja nanti.

 

Siska Indahwati

Maaf njih, bagaimanapun sentilan pak Manoarfa itu perlu dibuat otokritik buat kiai, biar jujur saja.. fenomena itu mnrt saya masih ada bahkan banyak kok. Yang tahu pasti tentu kiai, coba yang bikir rusuh, marah marah bahkan lapor polisi itu kiai bukan?? paling mrk yang ngaku ngaku kiai. Khan bisasa dikita memoles yg spt itu agar masuk dalam ranah yang berbeda seolah olah bagian dari ritual atau apa… contoh sederhana setiap kali perusahaan kami mengadakan acara apapun yang mengundang kiai pasti diberikan amplop. Dan tak jarang secara tersirat dalam tauziah mereka ingin mendapat amplop lebih banyak meski dibungkus canda. Fenomena Kiai dan amplop mah sudah hal biasa di masyarakat… mudah2an kiai bisa spt petugas pajak yang sekarang ini gak pernah mau mendapatkan amplop tiap kali melakukan pemeriksaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan