Warga Prasejahtera Kota Bandung Kesulitan Bansos

“Setelah meninggal langsung anak yang tanggung. Jadi dulu anak (pertama) itu kuliah sambil kerja, tapi karena ayahnya meninggal dia tanggung jawab biayain adik-adiknya jadi terpaksa berhenti kuliah, cuma sampe empat semester aja,” bebernya.

“Terus jadinya full kerja, karena orang tua ‘kan enggak mampu, enggak punya juga buat biaya kuliah. Dia 31 sekarang. Yang kedua 24 sekarang, yang terakhir itu kelahiran 2001,” ungkap Illah.

Di samping itu, Illah tidak memiliki kamar mandi di rumahnya. Untuk pergi ke kamar mandi ia terbiasa menumpang mandi di rumah sanak saudara yang berada di pemukiman yang sama. Sedangkan berjalan sedikit melewati kebun milik tetangganya, di belakang terdapat toilet tanpa atap, tanpa lantai dan cat dinding.

“Rumah ini cuma cukup buat tidur sama masak aja. Tadi di sini tempat tidur, sebelahnya kompor. Kamar mandinya emang sudah disiapin yang punya kontrakan tapi atap terbuka gitu, jadi emang kadang suka numpang ke sodara aja kalau mandi mah,” unkap Illah.

Dia berharap, pemerintah menyediakan rumah tanpa DP agar dirinya beserta anak-anaknya bisa menyicil. Bansos, kata dia, tidak rutin diberikan, dilakukan sistem rapel.

“Dulu ‘kan tiap bulan, sekarang mah seringnya empat bulan, kalau saya mah mending per bulan aja biar tinggal ditambah sedikit aja kalau kurang. Lebih banyak ‘kan emang bantuan sembako yang lebih banyak, kalau diuangkan juga 200 ribu per bulan, sama nilainya kaya sembako,” harap Illah.

Masih di tempat yang sama, Ooh Lestari (64), mengatakan dirinya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Warung miliknya menjadi sumber penghidupan keluarganya, sang suami yang berumur 73 tahun terkadang bekerja serabutan. Sedangkan satu dari delapan anaknya masih tinggal di rumah dengan kondisi tunanetra.

“Jualan sekarang lagi sepi, modalnya lagi sedikit dipakai makan, bapak enggak kerja. jadi dari sini (warung) aja kalau ada. Ibu aja mau bayar listrik sampai mau nangis, ke mana nyari uang? Cuma pinjem segitu saja tapi susah. Jadi saya jual baju dua stel buat bayar listrik,” keluhnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan