Bintang Wanita

 

doni wj

Tiongkok itu seharusnya belajar dari politisi Indonesia. Kalau Taiwan dikepung 1,4 Miliar penduduk China, lalu pipis rame-rame, tenggelam sudah.

 

edi hartono

Western Style vs Eastern Style. Dalam dunia tinju, serangan lawan bisa menjadi ancaman besar, namun bisa juga menjadi kesempatan besar. Tunggu lawan menyerang, hindari, lalu manfaatkan energi lawan untuk mengambil advantage darinya. Amerika seperti memukul udara kosong. China tidak terpukul, tidak rugi, bahkan malah mendapatkan alasan untuk bertindak lebih jauh. Amerika dapat apa dari kunjungan Pelosi? Tidak dapat apa2 selain melepaskan ego untuk dianggap masih berpengaruh dan berkuasa; menunjukan pada dunia bahwa tidak ada yg berani menghentikan. Kenapa Amerika jadi seperti ini? Dimana para pemimpinnya yg kompeten? China, dalam hal ini, melakukan gerakan yg tepat. Mereka merespon keras tetapi tidak memulai peperangan. Mereka melakukan embargo. Disinilah Taiwan kecekik. Amerika jadi salah tingkah; tindakannya ternyata membuat negara yg didukung jadi kena masalah. Negara2 lain bahkan menyesalkan tindakah ceroboh Pelosi. Lalu China dan US mau apa? tidak tahu. Terus Taiwan bisa apa? Tidak bisa apa2, kekuatan militer kalah jauh dari China. Terus negara lain bisa apa? Tidak bisa apa2, karena China sudah menjadi kekuatan ekonomi dan militer yg kuat. Yg bisa dilakukan ya negosiasi, untuk meredakan ketegangan. Namun saya yakin banyak yg tidak setuju. Karena banyak yang sukanya yg tegang2, wkwkwk

 

azid lim

Perang saudara ini sudah pernah terjadi di daratan Tiongkok yang meyebabkan Kuo Ming Tang ( Partai Nasionalis ) pimpinan Chiang Kai Shek mundur pasukan dan pengikutnya ke Pulau Formosa (Taiwan) pada tahun 1949.Sebagai kakak paling tua Partai Kuo Ming Tang ( Golkar nya Tiongkok ) kalah sama Kung Chang Tang ( Partai Komunis Tiongkok ) boleh dikatakan sebagai adik nya Partai Nasionalis . Karena partai yang duluan ada adalah Partai Nasionalis ini berdiri tahun 1911 yg membentuk Republik Demokrasi Tiongkok setelah meruntuhkan kerajaan terakhir Tiongkok yakni Dynasty Ching. Seharusnya 2 saudara kandung ini hidup berdampingan dengan negara masing2. Sang adik ( Partai Komunis Tiongkok ) mestinya mengayomi dan menghormati Sang kakak yang memilih mundur ke Pulau Taiwan sesuai budaya Tionghoa yang menghormati senior. Euforia Tiongkok global yang mengagungkan RRC yang menganggap Taiwan adalah wilayah RRC belum sepenuhnya benar. Karena sebaliknya Taiwan juga bisa mengklaim wilayah RRT adalah wilayah Taiwan juga . RRT bisa membusungkan dada dengan mengepung Taiwan karena perkembangan ekonomi yg pesat selama 20 tahun terakhir ,sepertinya lupa akan kesengsaraan selama era Mao Tze Dong. Mudah mudahan perang ini tidak terjadi , sejarah akan mencatat siapa yang menggebuk duluan akan dikenang sebagai penyulut perang alias penjahat perang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan