JAKARTA – Keluarga Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat sangat bersyukur atas penetapan Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat menegaskan, meski putranya telah dibunuh secara keji, keluarganya tetap akan memberi maaf kepada Ferdy Sambo.
“Sebagai sesama manusia, tentu pintu maaf selalu terbuka. Termasuk kepada Pak Ferdy Sambo. Tetapi, negara kita ada hukum. Ya ikutilah hukum yang berlaku,” ujar Samuel Hutabarat seperti dikutip dari tayangan langsung akun Facebook Rohani Simanjuntak pada Selasa, (9/8).
Dia berharap Polri dapat menuntaskan kasus tewasnya Brigadir J secara terbuka dan transparan.
“Kepada Pak Ferdy Sambo agar berterus terang kepada penyidik apa motif di balik terjadinya kasus ini. Karena kami tidak menyangka ini terjadi di rumah beliau. Soalnya selama ini anak kami tidak pernah cerita yang pahit. Selalu yang disampaikan keadaannya yang enak di rumah Pak Sambo,” paparnya.
Seperti diberitakan, Irjen Pol Ferdy Sambo resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Mantan Kadiv Propam Polri itu diduga kuat terlibat kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyebut Ferdy Sambo yang memerintahkan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Sebelumnya, sejak Sabtu, 6 Agustus 2022, sore, Irjen Pol Ferdy Sambo dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Sebelum diamankan di Mako Brimob, Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan oleh tim Irsus yang dipimpin Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto.
Pada Sabtu, 6 Agustus 2022 itu, Ferdy Sambo diperiksa sejak pukul 13.00 WIB. Saat menjalani pemeriksaan, Ferdy Sambo terlihat tidak memakai pakaian dinas Polri.
Dia hanya mengenakan baju berkerah warna hitam. Dari foto yang diperoleh fin.co.id, terlihat Ferdy Sambo menandatangani berkas hasil pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan itu, tim Irsus memutuskan Ferdy Sambo melanggar kode etik.
Ferdy Sambo sendirian. Tidak ada orang yang mendampinginya. Sebuah botol air minum mineral yang hampir habis terlihat di sebelah kirinya.
Lalu ada cangkir hitam berisi kopi atau teh yang isinya tampak masih utuh. Usai menandatangani berkas tersebut, Ferdy Sambo dibawa ke Mako Brimob.