Menang Lotere

edi hartono

Bedanya pada mekanismenya bung. 1jam pertama adalah untuk pembicara: 2 ahli dan 4 perwakilan warga desa yg di pilih acak. Berbicara didepan 30warga yg juga di pilih acak. 30 warga ini mendengar dan tidak berbicara. Namun merekalah yg memberikan penilaian, seperti juri. Hasil review ditentukan oleh 30 warga yg tdk berbicara ini. Beda dg praktik sekarang. Evaluasi, musyawarah, dll. Dalam acara itu yg berbicara biasanya ya yg itu2 saja. Orang biasa tidak memiliki kemampuan berbicara sebaik politisi dan aparat. Orang biasa kadang2 takut bicara. Di depan aparat, biasanya warga biasa jg pilih diam. Nurut saja. Kadang2 terbersit dalam pikiran mereka: sakarepmu pak, ngomong O sampai berbusa2, wkwkwk. Di review ini yg menentukan adalah orang2 biasa yg diam, yg tdk bicara. Mereka diam, namun memegang kertas dan pena.

Re Hanno

Proyek di negeri ini sudah puluhan tahun lalu terjangkit virus Taki. Malah langsung menggunakan namanya. Proyek yang penuh Teka Teki. Tak jelas berapa anggaran, tak penting proyej itu perlu atau tidak, tak jelas pula siapa yang mengerjakan. Semuanya penuh ketidakjelasan. Penuh Teka Teki. Takok Taki bahasa Baratnya. Mestinya Taki San berterima kasih pada pemerintah negara ini karena sudah menjalankan program penuh Takok Taki.

Jimmy Marta

Ada yg menyebut kegiatan evaluasi itu menelanjangi. Kenapa bisa? Dalam rapat, kadang ada sj yg bertanya sampai ke detail. Dikita, soal angka2 itu spt rahasia. Boleh tahu jumlah jgn tanya rinci nya. Istilahnya, boleh terbuka tp jangan telanjang…

Mbah Mars

Karena ini terkait desa-desa tetangga saya, maka saya wajib komen. Desa Sriharjo dan Guwosari adalah desa yang sedang berkembang terutama lewat sektor pariwisatanya. Sriharjo adalah salah satu desa di Kapanewon (Kecamatan) Imogiri. Imogiri terkenal karena di sini ada makam para raja Keraton Yogyakarta. Di Sriharjo ada destinasi kondang yang dikelola masyarakat setempat. Namanya Sri Keminut, sebuah kawasan wisata yang menyajikan panorama alam perbukitan dan keindahan sungai Oya. Adapun Guwosari adalah sebuah desa di Kapanewon Pajangan. Sudah sejak dulu desa ini memiliki obyek wisata berupa gua. Gua Selarong. Gua ini memiliki keistimewaan historis karena dulu merupakan tempat persembunyian Pangeran Diponegoro pada saat rumahnya di Tegalreja dibakar tentara Kompeni. Sebagian wilayah Guwosari merupakan perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Harga tanah di kawasan ini melonjak naik seiring akan dibangunnya kampus terpadu UIN Sunankalijaga. Selain itu, kawasan di utara Guwosari adalah bertetangga dengan kampus besar nan megah, yaitu kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Apakah latar belakang demikian itu yang menjadi pertimbangan Taki memilih Sriharjo dan Guwosari sebagai tempat proyek percontohannya ?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan