SEAMEO Biotrop Bakal Hadirkan Agroekoeduwisata Asia Tenggara di Kota Bogor

JabarEkspres.com, BOGOR – SEAMEO Biotrop merencanakan pengembangan model kawasan Agroekoeduwisata Asia Tenggara di kampus SEAMEO Biotrop, Kota Bogor, Jawa Barat.

Menandai perencanaan model Agroekoeduwisata diadakan workshop internasional untuk meramu masukan dari berbagai ahli dari lembaga regional, Kamis (14/7).

Program model Agroekoeduwisata ini digulirkan bertujuan untuk mendorong konservasi sumber daya genetik melalui peningkatan konservasi genetik spesies endemik dan unggul untuk tanaman buah-buahan dan ikan hias, menciptakan (jiwa) kewirausahaan.

Ini juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas siswa dan masyarakat dalam sistem produksi pangan, dan meningkatkan fungsi jasa ekosistem sebagai keunggulan global.

Pembangunan model Agroekoeduwisata untuk sekolah sendiri telah diinisiasi melalui lokakarya pengembangan program Agro-Eko-Edu-Wisata di SMK yang dilaksanakan melalui program Sekolah Mandiri Produksi Sayur dan Buah Edukasi (SMARTS-BE) pada 2021.

Direktur SEAMEO Biotrop, Zulhamsyah Imran menyampaikan, pihaknya ingin berpartisipasi dalam rangka mendukung program pemerintah mengejar target 1,5 juta kunjungan wisata ke seluruh pelosok Indonesia.

Selain itu, SEAMEO Biotrop juga ingin berkontribusi dalam rangka G20 dengan taglinenya “Recover Together, Recover Stronger”.

“Kenapa kita pilih Agroekoeduwisata, karena saat ini di Indonesia ada banyak kegiatan yang lebih mengarah kepada mass tourism, yang kunjungannya sangat banyak dan tidak dibatasi. Area destinasi wisata kita ini ada kaitannya dengan biodiversitas yang menjadi daya tarik tersendiri untuk kegiatan wisata,” ungkapnya.

Pihaknya juga ingin mendorong atau mengubah mindset bahwa kegiatan Agroekoeduwisata ini sebenarnya bukan hanya dalam kontek kuantiti tapi kualitas. Kualitas dalam arti ada nilai lebih sehingga SEAMEO Biotrop bisa lebih melestarikan apa yang dimiliki baik itu biodiversitas maupun ekosistem unik dan khas yang ada di Indonesia.

“Kemudian kenapa kita akan masuk ke sekolah, karena sekolah ini salah satu tempat generasi muda atau milenial yang memang harus kita ubah mindset bahwa mereka sebenarnya juga bisa menjadi bagian dari aktivitas agroekoeduwisata yang ada di sekolah mereka. Yang ingin kita bangun adalah mereka memiliki satu kemampuan enterpreneurship yang tidak hanya berorientasi pada ekonomi untuk kepentingan sendiri tapi juga mereka akan berpikir ekonomi secara sosial,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan