Lebih Sulit

Dengan stok CPO yang melimpah di dalam negeri Anda pun tahu: harga buah sawit jatuh. Giliran petani sawit kelimpungan. Suara petani dari seluruh penjuru kebun seragam: ampun-ampun. Tidak ada lagi petani yang bisa menjual di atas Rp 1.000/kg. Bahkan ada yang hanya Rp 500/kg.

Padahal harga pupuk tidak bisa turun. Harga pupuk selalu terkait dengan harga minyak bumi dan gas –yang kini lagi tinggi-tingginya.

Petani sawit pernah berterima kasih atas bantuan sertifikasi lahan. Dengan demikian lahan bisa dijaminkan ke bank. Petani pun banyak yang ambil kredit di bank. Itulah yang mereka takutkan dari penurunan harga ini. Kalau terlalu lama. Ada tanggungan bank.

Tapi gambaran dari Eddy Martono belum ada yang menggembirakan. Justru sebaliknya: “Sekarang ini ada 68 pabrik kelapa sawit yang berhenti berproduksi,” ujar Eddy.

Syukurlah Mendag Zulkifli terus menyerukan agar PKS membeli buah sawit dengan harga Rp1.600/kg. Petani masih bisa berharap siapa tahu anjuran itu manjur. Tapi petani juga tahu. Seruan itu hanya seperti melukis di air keruh. Lukisannya tidak jadi keruhnya yang bertambah.

“Harga beli Rp 1.600 itu baru bisa terjadi kalau harga CPO Rp 8.000/kg. Padahal harga CPO sekarang hanya Rp 6.000,” ujar Eddy.

Maka begitu sulit menyeimbangkan antara kepentingan konsumen minyak goreng dan petani produsen sawit. Hanya suara konsumen minyak goreng biasanya lebih nyaring tersiar di media.
Anda pun masih ingat: tidak mudah menurunkan harga minyak goreng waktu itu. Sampai membawa korban dicopotnya menteri perdagangan yang Anda melarang saya menyebutkan namanya itu.

Kini, memperbaiki harga jual petani sawit kelihatannya lebih sulit lagi. Mungkin tidak akan bisa  hanya dengan satu video. Perlu lima. Lima-limanya sapujagad. Ada unsur harga pupuk dan kimia di dalamnya. Jangan-jangan sampai perlu diterbitkan kartu MyPupuk bagi petani sawit.

Harga pupuk memang sulit diturunkan. Sepanjang kita masih terus mengandalkan pupuk kimia, harganya akan terus terkait dengan harga migas.
Saya sudah bicara dengan banyak petani. Juga pengusaha. Sejauh ini belum muncul usulan yang cespleng –yang bisa memperbaiki harga beli buah sawit dalam waktu singkat. Semua muara masih ke ekspor itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan