SMKN 6 Kota Bandung 2 Kali Harumkan Bandung di Lomba Perpustakaan se-Jabar

Jabarekspres.com, Bandung – Perpustakaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Kota Bandung, secara dua kali berturut-turut mewakili Kota Kembang dalam Lomba Perpustakaan se-Jabar.

Kepala Perpustakaan SMKN 6 Kota Bandung, Ernawati mengatakan, perlombaan yang diikuti tersebut pada kurun waktu 2020 dan 2021.

“2020 ikut lomba, kami meraih juara 2. Saat itu yang menjadi juara pertama, perpustakaan sekolah dari Sukabumi,” ucapnya kepada Jabar Ekspres, di ruang kerjanya, Selasa (5/7).

Sementara, pada tahun selanjutnya, SMKN 6 Kota Bandung masih belum mampu meraih jawara. “Kami tersalip dari perpustakaan sekolah dari Ciamis. Lalu mendapatkan juara 3,” imbuhnya.

Kendati demikian, melihat jejak rekam perlombaan tersebut, perpustakaannya telah berhasil mewakili Kota Bandung di kancah perlombaan yang digelar se-Jabar itu dua kali berturut-turut. Di jajaran tiga besar.

Adapun untuk tembus dalam ajang lomba yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jabar itu, memang tidak mudah.

Pasalnya, perpustakaan SMKN 6 Kota Bandung, mulai dibenahi pada tahun 2018. Semenjak Ernawati ditugaskan menjadi kepala perpustakaan.

Dia mengaku, tidak mudah awalnya menjabat posisi tersebut. Terlebih, Ernawati tidak memiliki latar belakang keperpustakaan. Pada akhirnya, dia memilih berkonsultasi dengan Dispusipda Jabar.

“Dibimbinglah kami oleh mereka. Diberi pelatihan, kami mulai ikut. Disitu, mulailah saya mengerti tentang perpustakaan,” katanya.

Ernawati pun mengetahui bahwa sebetulnya, di dalam perpustakaan itu, tidak hanya menyoal buku-buku paket. “Melainkan buku-buku literasi dan referensi,” lanjutnya.

Terlebih, untuk mendapatkan akreditasi pada awal berbenah pun dirasa sulit. Lantaran ketersediaan buku di perpustakaan SMKN 6 Kota Bandung pada waktu itu sekira 300 judul buku.

“Perpustakaan sekolah untuk mendapatkan akreditasi harus memiliki 2.500 judul buku. Setelah 6 bulan menjabat, saya mulai bergerak. Kami mencari buku. Berkunjung ke perpustakaan lain,” jelasnya.

Guru dengan latar belakang pendidikan fisika ini menuturkan, dengan komitmen sekolah dan para pengelola perpustakaan. Target untuk akreditasi bisa terpenuhi.

“Dari 300, 500, 900, hingga pada akhirnya bisa terealisasi. Bahkan sekarang lebih dari 3.000 judul. Lalu pada Maret 2020 kami berhasil akreditasi,” ucapnya.

Perpustakaan yang dahulu sekadar “pengisi” ruang kosong di gedung sekolah itu, saat ini memiliki lahan tersendiri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan