Orang Tua Anak yang Dicolek-colek Pria di Mal Bintaro Xchange Tuliskan Kronologi Lengkap dan Curahan Hatinya

—-

Aku bertanya, “Bapak Tau tidak, kalau anak Bapak ada penyimpangan seksual? Fedofil misalnya?”

Si Bapak menjawab, “Kalau LGBT memang iya bu. Tapi kalau dengan anak-anak, saya nggak Tau. Dia memang suka anak kecil.”

To be honest, aku nggak banyak konfrontasi, kasian. Nggak tega juga rasanya. Hanya aku cuman bilang, “Pak, Bu, harusnya saat Bapak Ibu Tau Arif ini sakit, jangan dibiarkan pergi keluar sendiri ke mall Tanpa pendampingan. Membahayakan orang lain kan jadinya.”

To be noted :

Si orang ini pergi pakai grab, pesan sendiri dengan HP nya sendiri. Bisa ya kalau ODGJ begini… 🤔?

Polisi MENDUGA orang ini itu ODGJ. Lalu aku bilang, “Lhah, itu kan dugaan Bapak. Ibu nya sendiri nggak Tau anaknya ODGJ atau enggak. Dari data psikolog/psikiaternya, ditulis depresi kan? Nah, kalau depresi, apakah termasuk ODGJ?”

Polisi nggak bisa menjawab, karena harusnya orang AHLI yang memutuskan. “Exactly!” Kataku. “Kalau gitu, kalau sekarang saya tetap masukkan Laporan, gpp kan? Kan sekarang belum Tau, ini orang ODGJ atau enggak? Kalau saya sih nganggepnya dia kelainan aja..” , lanjutku.

Lalu polisi bilang, “Tapi akan percuma bu laporannya kalau ternyata dia ODGJ , tapi kalau IbU mau masukin laporan jg gpp..” (hanya, aku ngerasa kayak “udahlah, nggak usah Laporan, udah malem, Malik udh nangis2 tuh” 🤦)

“Hmmmm.. ya sudah, kalau gitu sekarang bawa dulu ke ahli psikolog/psikiater, untuk ngecek dia ODGJ atau enggak. KALAU ODGJ, WAJIB MASUK RSJ DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, KALAU NGGAK ODGJ, KAMI LANJUT MASUKKAN LAPORAN”

“OKE” Kata Polisi.

Akhirnya kami membuat surat perjanjian, hitam di atas putih mengenai Hal ini

Dan sampai tulisan ini aku buat, orang ini BELUM DINYATAKAN SEBAGAI ODGJ. MASIH DALAM OBSERVASI DI RSJ BOGOR.

So, kasusnya ON HOLD teman-teman.

Reaksi aku saat melihat anakku mendadak di colek oleh lelaki dewasa di depan mataku sendiri adalah aku langsung mengkonfrontasi orang tersebut.

Tapi, baru kesini aku melihat, ternyata ada saja orang yang merasa apa yang aku lakukan itu lebay. “ih lebay banget, cuman di colek aja.”, “ih kan cuman gemes, ya gpp kalik”. Kalimat-kalimat dengan makna serupa mulai muncul, untungnya tidak di Instagram aku, tapi di TikTok. Ini pun aku tahu dari pegawai aku yang lumayan aktif di TikTok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan