Perlukah Posyantek Menjadi LKD?

JABAREKSPRES.COM – Kegiatan fasilitasi pembinaan pengembangan inovasi berlanjut hingga hari ini Jum’at (03/06) dengan paparan  dari BPID Kemendesa PDT dan BP2D Prov. Jabar.

Sementara dari BRIN, Arie Sudaryanto memaparkan materi Pengembangan & Pemanfaatan Hasil Riset serta Inovasi TTG pada Kamis sore (02/06) kemarin.

Kabid Inovasi & Teknologi, Fajar Librianto menuturkan bahwa BP2D Prov. Jabar memiliki peran strategis dalam pengembangan hasil inovasi desa/kelurahan.

Khususnya untuk perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan yang menjadi kewenangan provinsi.

Selanjutnya Mujianto seorang peneliti muda pada BPID Kemendesa PDT, menjelaskan bahwa perlu adanya upaya mendorong kelembagaan posyantek agar keberadaannya dapat diterima oleh seluruh pihak dan masyarakat luas.

Karena posyantek merupakan lembaga kemasyarakatan yang memberikan pelayanan teknis informasi dan orientasi berbagai jenis teknologi tepat guna.

Kemudian Mujianto memberikan opsi apakah posisi posyantek perlu dijadikan sebagai LKD? Atau menjadi salah satu unit usaha BUMDes? Sehingga permasalahan yang dihadapi posyantek dapat segera diatasi, terutama dalam memperoleh akses penganggaran.

Diberitakan sebelumnya, Kepala DPMD Prov. Jabar, Ir. Dicky Saromi mengingatkan bahwa saat ini urgensi pengembangan inovasi semakin dirasakan dan dibutuhkan.

Terlebih lagi dengan adanya pandemi Covid-19 dan persaingan di era disrupsi 4.0, dimana terjadi perubahan sistem dan tatanan dalam skala besar-besaran.

Hal itu pula yang turut menggeser paradigma pembangunan desa dari model “membangun desa” menjadi “desa membangun”. Dimana desa berperan menjadi aktor utama dalam pembangunan. Mulai dari perencanaan, pembiayaan, sekaligus pelaksana atau eksekutor.

“Oleh sebab itu, desa dituntut untuk merubah pola pikir, kreatif dan inovatif dalam menentukan arah pembangunan desa”, tutur Dicky Saromi.

Ia juga berharap bahwa ide, gagasan, dan pemikiran tentang pengembangan inovasi dapat memberikan solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa, khususnya di bidang teknologi tepat guna.

“Sudah saatnya desa menjadi simpul penggerak pembangunan yang ditopang oleh nilai-nilai budaya dan potensi lokalnya yang variatif, spesifik, serta prospektif dengan sentuhan inovasi yang adaftif”, sambungnya.

Oleh karena itu, Pemdaprov Jabar terus berinovasi dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk mendorong pengembangan inovasi desa dengan tujuan yang mulia, yaitu melahirkan “Desa Juara, Jabar Juara”.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan