Pakar Forensik Menganalisa Motif Pembunuhan Dini Nurdiani, Oh Ternyata

JAKARTA – Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menganalisis kasus pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan berinisial NU, 24, terhadap Dini Nurdiani, 26.

Pelaku NU nekat melancarkan aksinya itu lantaran cemburu setelah mengetahui suaminya inisial IDG, 27, menjalin hubungan terlarang dengan Dini Nurdiani.

Pelaku syok setelah mengetahui suaminya yang berselingkuh berencana menceraikan dirinya usai Lebaran 2022.

Menurut Reza, secara psikologis kecemburuan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi dalih yang dibenarkan.

Parameternya, pertama, kata dia, pelaku melakukan pembunuhan semata-mata karena ada provokasi eksternal. Kedua, relatif singkat jeda waktu antara gelegak amarah dan perilaku agresif.

Ketiga, tindakan pelaku setara dengan penderitaan yang dia alami akibat perbuatan korban.

“Juga, api cemburu dan amarah itu seyogianya tidak dipandang sebagai pola reaksi emosional dalam ruang vakum. Dia merupakan satu mata rantai dengan tahapan reaksi emosional lainnya,” kata Reza dalam keterangannya kepada JPNN, Senin (16/5).

Reza mengatakan andaikan tidak membunuh sebagai luapan amarah, tidak menutup kemungkinan pelaku malah bunuh diri akibat depresi.

“Depresi merupakan gerbang menuju bunuh diri,” ujar Reza.

“Saat dia membunuh, saya bayangkan berada pada fase amarah. Andai coba menahan amarahnya, lalu dia mencoba mengompromikan isi kepala dan isi hatinya. Namun gagal, kemungkinan besar dia akan masuk ke fase depresi,” kata Reza.

Reza mengatakan bila pelaku tidak mampu keluar dari fase depresi, kemungkinannya adalah dia bunuh diri.

“Kalau dia (pelaku) mampu mengatasi depresinya, dia selamat. Di fase terakhir, dia akan bisa menerima kenyataan. Sedih mungkin tetap ada. Juga amarah, tetapi tidak sampai dimuntahkan ke dalam perilaku agresif,” pungkas Reza.

Polisi memastikan NU yang membunuh Dini Nurdiani, selingkuhan suaminya, tidak mengalami gangguan jiwa. Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Ivan Adhitira mengatakan NU melakukan aksi keji tersebut secara sadar dan sehat.

“Tidak ada masalah dari kejiwaan yang bersangkutan, dia dengan sadar, dia tahu, dia melakukan apa,” kata Kompol Ivan saat dikonfirmasi pada Senin (16/5). (Jpnn-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan