Bagaimana Peluang Ridwan Kamil di Pilpres 2024? Begini Kata Pengamat Politik

BANDUNG – Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada 2024 membuat sejumlah elit politik mulai menjalin komunikasi untuk berkoalisi dan mengintensifkan persiapan.

Belum lama ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, turut menjalin silaturahmi dengan sejumlah pimpinan partai politik.

Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan dari Universitas Padjajaran, Muradi, berkomentar mengenai peluang Ridwan Kamil terpilih sebagai calon presiden (capres).

“Kalau ngeliat kondisi hari ini, memang peluangnya mengecil ya. Karena posisi Emil keluar dari tiga besar (elektabilitas). Sebelumnya selalu di tiga besar, sekarang dia tergusur jauh ke bawah,” ujar Muradi kepada Jabar Ekspres, Selasa (17/5).

Muradi menambahkan, saat ini Ridwan Kamil (RK) masih memiliki waktu hingga Juli 2022. Jika potensi mengecil, RK harus mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai cawapres (calon wakil presiden).

“Jadi dua tiga bulan ke depan kalau potensi makin kecil, RK harus realistis untuk memilih, apa harus nyalon sebagai capres atau turun grade menjadi cawapres. Atau mungkin kembali lagi jadi gubernur. Itu salah satu hal yang harus dipertimbangkan,” katanya.

Menurut Muradi, masalah yang RK miliki untuk mencalonkan diri sebagai capres terletak di partai politik.

Problem RK tuh problem partai politik. Memang agak susah untuk bisa nge-blend (membaur), untuk bisa connect (tersambung) betul dengan partai politik, itu juga salah satu problem sendiri,” bebernya.

Ketimbang memaksakan untuk di capres, ucap Muradi, pilihan menjadi cawapres menjadi hal yang paling realistis untuk RK. Pasalnya, ada tiga tokoh yang memiliki elektabilitas yang sulit tergeser.

“Ada Anies, ada Ganjar, ada Prabowo. Tiga nama itu yang akan mungkin berkontestasi di 2024. Nah sekarang tinggal siapa wapresnya, nanti bisa jadi RK ada di ruang lingkup cawapresnya,” tuturnya.

Pilihan lainnya, RK bisa mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai gubernur kembali baik di Jawa Barat maupun di wilayah lain.

“Kalau tidak (menjadi cawapres), realistisnya harus bisa mempertimbangkan nyalon lagi sebagai gubernur, apakah nyalon sebagai gubernur di Jawa Barat atau di tempat yang lain,” imbuhnya.

Muradi berpendapat, RK harus bisa berupaya mendapat dukungan dari partai menengah. Agar partai tersebut bisa mempertimbangkan RK sebagai calon yang bisa diusung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan