Airlangga Hartarto: Nilai Ekspor Indonesia Tembus 7,56 miliar Dolar AS

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pada April neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$7,56 miliar.

Hal ini menunjukan, bahwa upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah berjalan dengan baik di tengah menghadapi berbagai tantangan global.

‘’Angka tersebut merupakan rekor tertinggi yang berhasil melampaui bulan Oktober 2021 dengan nilai sebesar US$5,74 miliar,’’kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Selasa, (18/5).

Ketua Parta Golkar ini menilai, neraca perdagangan merupakan determinan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia.

‘Salah satu engine utama ini terus mengalami pertumbuhan positif, bahkan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

Selain datang dari neraca perdagangan, kinerja positif juga ditunjukkan pada indikator ekspor yang mengalami surplus dengan nilai sebesar US$27,32 miliar.

Angka surplus ekspor juga mampu mengungguli rekor tertinggi sebelumnya pada bulan Maret 2022 yang tercatat mencapai US$26,50 miliar.

Kinerja surplus pada nilai ekspor tersebut salah satunya dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini seperti harga CPO sebesar 1.682,7 US$/MT atau tumbuh 56,09% (yoy), Batubara sebesar 302,0 US$/MT atau tumbuh 238,83% (yoy), dan Nikel sebesar 33.132,7 US$/MT.

Selain itu tingginya dominasi sektor industri pada kegiatan ekspor yang mencapai 69,86% juga menjadi stimulus dalam peningkatan nilai surplus ekspor.

Hal ini karena kinerja ekspor akan mengarah pada basis komoditas-komoditas dengan nilai tambah yang terus bertumbuh.

Selain itu, program hilirisasi yang diterapkan Pemerintah untuk mendorong nilai tambah komoditas di tengah harga yang kian meningkat juga memiliki andil dalam tumbuhnya kinerja ekspor saat ini.

Hal ini dapat terlihat dari aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif dengan angka Purchasing Managers’ Index (PMI) April 2022 di level 51,9 naik dari posisi bulan sebelumnya di level 51,3.

Adanya kenaikan tersebut membawa nilai PMI Indonesia berada diatas level PMI negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (51,7), Malaysia (51,6) dan Myanmar (50,4).

Keberhasilan program hilirisasi itu, dimaksimalkan dengan bentuk kerja sama bilateral dan multilateral untuk meningkatkan angka perdagangan.

Pemerintah juga akan memanfaatkan forum G20 untuk melakukan bentuk-betuk potensi kerjasama dan promosi dengan bebagai negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan