Bentuk Karakter dan Prilaku Baik, Unjani Gelar PPAK Bagi Mahasiswa Baru

CIMAHI – Dalam upaya membentuk karakter dan perilaku yang baik pada mahasiswa, Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menggelar Program Pembinaan Agama dan Karakter (PPAK) di Aula Gedung Jenderal TNI Mulyono FISIP Universitas Jenderal Achmad Yani secara hybrid (online dan offline).

Acara yang dibuka pada Senin (14/3) tersebut dihadiri Rektor, Wakil Rektor, Dekan, wakil Dekan serta perwakilan para mahasiswa baru dari berbagai fakultas.

Dalam sambutannya, Rektor Unjani Hikmahanto Juwana mengatakan, PPAK merupakan program yang sangat positif untuk para mahasiswa. Pasalnya, agama merupakan pemandu manusia dalam berperilaku. Menurutnya, PPAK mahasiswa baru merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Unjani.

”Kegiatan ini merupakan bentuk meneladani perilaku dalam TNI yaitu selalu berdoa dalam segala kondisi,” katanya, melalui siaran tertulisnya, Senin (21/3).

Pada hari pertama setelah pembukaan atau pada Selasa (16/3) kegiatan dilakukan pada mahasiswa baru beragam Islam yang digelar secara online. Dalam kegiatan hadir sebagai pemateri Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag. dengan materi “Pentingnya Membangun Sifat Akhlakul Karimah Pada Diri Seorang Muslim”.

Dia menuturkan, pentingnya nilai karakter pada generasi muda yang dilandasi oleh agama dan budaya. Dimana agama memiliki tiga relasi positif yakni, relasi manusia kepada tuhan (Habluminallah), relasi manusia kepada manusia (Habluminannas) dan relasi manusia dengan alam (Habluminal’alam).

”Apabila sudah bisa membangun ketiga relasi tersebut, maka disebut dengan manusia yang berakhlak dan berkarakter,” terangnya.

Dia berharap kegiatan PPAK ini bisa menjadi motivasi untuk bisa memahami nilai filsafat dan budaya kemudian mengamalkannya.

Dihari selanjutnya, kegiatan pun diberikan kepada para mahasiswa beragama Katolik dengan pemateri Pastor Yulianus Yaya Rusyadi, OSC dari Paroki St. Ignatius, Keuskupan Bandung (Cimahi. Jawa Barat).

Dalam materinya, Romo Yaya (Panggilan untuk Pastor Yulianus Yaya Rusyadi) menyampaikan mengenai liturgi yang mengakar, mekar dan berbuah.

”Makna dari liturgi yaitu ibadat peyembahan yang dilakukan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu kepala (Yesus Kristus) dan anggota-anggotanya (umatnya). Lalu untuk membuat liturgi tersebut mengakar dapat diawali dengan memahami yang dirayakan yaitu misteri Paskah Kristus, dilanjutkan dengan memahami dan menghayati liturgi, dan dimekarkan dengan dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun penyampaian mengenai penerapan makna Ekaristi sebagai sakramen dalam kehidupan sehari-hari,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan