Menguak sejarah eks Bioskop Dian melalui Pameran ‘Ajeg Melampaui Diri’.
ARVI RESVANTY, JABAR EKSPRES
Eks Bioskop Dian, gedung tua yang dulu sempat berjaya pada 1930an sebagai bioskop, kini telah dihiasi dengan kayu yang terlihat lapuk, langit-langit bangunan yang berlubang serta dinding yang penuh dengan lumut dan debu. Gedung ikonik ini jelas menampakkan kesan terbengkalai dalam waktu yang lama.
Uniknya, Goethe Institute bersama Tisna Sanjaya dan Erik Pauhrizi memilih bangunan ini sebagai tempat untuk menggelar pameran.
13 seniman hadir unjuk gigi memperkenalkan karyanya dalam pameran ‘Ajeg Melampaui Diri‘ yang dibuka mulai 18 Maret-24 April 2022 ini.
Rupanya kalimat “seni menyatukan kita” bukan isapan jempol belaka. Masing-masing seniman yang memiliki latar belakang berbeda; seperti mahasiswa, desainer, pekerja lepas, penggiat budaya, bahkan wartawan bersatu dengan visi yang sama:
Berharap gedung ini berjaya kembali sebagai pusat kebudayaan di Kota Bandung.
Saat ditemui Jabar Ekspres pada Jumat (18/3) sore, salah satu seniman, Nur Ilham Natsir (26), mengungkapkan bahwa lokasi gedung yang berada di pusat kota ini selain berpotensi menjadi pusat kebudayaan, juga berpotensi menjadi objek wisata terbaru di Kota Bandung.
“Harapannya gedung ini kembali bangkit dan menjadi pusat kebudayaan. Teman-teman pelaku kesenian dan kebudayaan akhirnya bisa mengakses dan menggunakan gedung ini,” ujar Ilham.
“Ini ‘kan pusat kota, dekat juga sama alun-alun. Ini termasuk destinasi wisatawan luar Bandung. Misalnya gedung ini tumbuh dan dibangkitkan lagi, bisa menambah lokasi pariwisata di tengah kota,” tutur seniman pencipta karya Tutur Air di Gerobak Sorong ini.
Ilham menambahkan, semangat dari seniman Jerman, Joseph Beuys, turut menghidupi pameran ‘Ajeg Melampaui Diri’. Prinsipnya, apapun bisa menjadi karya seni, siapapun bisa menjadi seniman dan ruang apapun bisa menjadi ruang representatif untuk karya seni dan kebudayaan.
Masih di tempat yang sama, seorang seniman visual, Shelvira Alyya (22), berharap bahwa dengan menampilkan film karyanya, ia dapat mengembalikan fungsi gedung Bioskop Dian sebagaimana harusnya dan memberikan pengunjung kesan menonton di era 1930an.
“Tujuan film ini ditayangkan yaitu untuk mengembalikan fungsi Bioskop Dian seharusnya. Mungkin pengunjung bisa merasakan vibes menonton pada zaman dulu,” ujar seniman yang menayangkan karya film perdana miliknya.