KENDARI – Sudah lebih dari sebulan, harga minyak goreng masih juga belum stabil dipasaran, ada beberapa daerah yang masih mengalami kelangkaan minyak. Bahkan di satu daerah, harga minyak goreng dipasar tradisional bisa menembus angka fantastis yakni Rp70 ribu perliter.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kiki, seorang ibu rumah tangga di Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra). Dia mengaku heran, kenapa harga minyak goreng dipasar tradisional di wilayah itu bisa menembus Rp70 ribu per liter.
“Ini sudah harga gila-gilaan, dan sangat aneh sekali karena daerah kami selain penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, juga produk kelapa ditemukan dimana-mana, tetapi anehnya kok minyak goreng langka,” ujarnya, Kamis (10/3).
Menurut Kiki, hal tersebut sangat tidak adil, selama sepekan terakhir ini ibu-ibu kesulitan mencari minyak goreng. Jika pun ada, lanjutnya, ada pihak distributor yang menjual dengan sangat terbatas serta harus antre berjam-jam baru bisa mendapatkan 1-2 liter.
Ia mencontohkan warga di Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Baruga, Kendari, misalnya, pada hari Selasa (8/3) dan Rabu (9/3) antre di sebuah gudang milik distributor minyak goreng untuk mendapatkan dua liter minyak goreng dalam kemasan merek tertentu.
“Syarat harus menyetor kartu identitas diri (KTP) sehari sebelum mendapatkan minyak goreng,” ucapnya. Di sisi lain, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) minta masyarakat melapor jika menemukan adanya oknum, baik dari pihak distributor maupun agen yang sengaja melakukan penimbunan minyak goreng.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sultra Siti Saleha secara terpisah mengatakan pihaknya bersama instansi terkait yang tergabung dalam TPID terus melakukan pengawasan dan pemantauan melejitnya harga minyak goreng.
“Jangan sampai ada distributor yang nakal menjual dengan harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) kemudian ada penimbunan, melakukan penimbunan berarti mempengaruhi harga dan kelangkaan,” tegasnya.
Disperindag Sultra pun akan menggelar operasi pasar di halaman kantor Perindag pada 15 Maret ini.
“Diupayakan tanggal 15 Maret ini Insya Allah kita sudah melakukan operasi pasar dan kalau habis stoknya nanti kami minta lagi ke distributor,” tegas Siti Saleha. (jpnn/rit)