Waspada, Dua Penyakit ini Jadi Penyebab Paling Banyak Pasien Omicron Meninggal

JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan ada dua jenis penyakit yang menjadi penyebab utama pasien Omicron mengalami kondisi parah hingga meninggal.

Dua penyakit tersebut adalah diabetes dan hipertensi. Karenanya dia meminta bagi masyarakat yang memiliki dua penyakit tersebut harus ekstra menjaga kesehatannya agar tidak sampai terjangkit Covid-19.

Dari data Satgas Covid-19, sekitar 60 persen pasien yang meninggal selama gelombang Omicron memiliki riwayat dua penyakit tersebut.

Wiku juga memaparkan beberapa faktor yang dapat memperparah kondisi seseorang apabila terpapar Covid-19. Yaitu faktor usia, riwayat vaksinasi seseorang serta riwayat komorbid atau penyakit penyerta.

Tentang faktor risiko ini, kata dia, umumnya akan menyebabkan sistem pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi menjadi kurang optimal.

Khususnya, salah satu faktor risiko yaitu komorbid. Karena jika sudah terpapar, seseorang yang memiliki satu bahkan lebih penyakit penyerta, berisiko membutuhkan perawatan inap maupun perawatan intensif di rumah sakit, sehingga akan membutuhkan ventilator akibat perkembangan gejala yang berat atau kritis.

“Dan ancaman kematian akan menjadi lebih besar,” kata Prof Wiku secara virtual baru-baru ini sesuai data Satgas Covid-19.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) di tahun 2022 menyebut sejumlah jenis penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko. Di antaranya kanker, gangguan ginjal, hati, paru-paru kronis, gangguan neurologis, diabetes melitus tipe 1 dan 2, gangguan jantung dan pembuluh darah, infeksi HIV, gangguan sistem kekebalan tubuh, obesitas, thalasemia dan beberapa gangguan kesehatan lainnya.

Pasien Hipertensi Keluhkan Gejala Pneumonia

Berdasarkan studi, keparahan gejala pada berbagai jenis komorbid dapat berbeda-beda. Menurut studi penelitian Hijaz tahun 2020, umumnya penderita hipertensi mengeluhkan terjadinya peradangan paru-paru atau pneumonia dibarengi dengan kenaikan tekanan darah.

Lalu, penderita gangguan paru-paru kronik mengeluhkan terjadinya kekurangan darah atau hiposemia parah dan gejala khas lainnya pada setiap komorbid.

Faktanya, secara nasional berdasarkan data yang diakses dari rumah sakit online tertanggal 13 Februari 2022, tercatat bahwa mayoritas kasus positif yang meninggal dikontribusikan komorbid diabetes melitus. Dan 15 persen diantaranya bahkan memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenisnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan