Bani Umayyah Kekhalifahan Islam Pasca Khulafaur Rasyidin

Masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap Yazid bin Abdul-Malik karena cenderung hidup bermewahan dan kurang memperhatikan rakyat.

Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah Hisyam bin Abdul-Malik (724-743 M).

Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah.

Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil.

Akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.

Setelah Hisyam bin Abdul-Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk.

Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Daulah Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bagian dari Bani Hasyim, di mana Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, terbunuh.

Setelah Wangsa Umayyah digulingkan oleh Wangsa Abbasiyah pada tahun 750, keturunan mereka yang tersisa, Abdurrahman Ad-dakhil dapat meloloskan diri meninggalkan tempat kekuasaan lama dan berkuasa di semenanjung Iberia (kawasan Spanyol dan Portugal modern).

Abdurrahman Ad-Dakhil, berhasil menurunkan Yusuf al-Fihri dan memproklamasikan dirinya sebagai amir Kerajaan Andalusia yang berpusat di Cordoba dan melepaskan diri dari Kekhalifahan Abbasiyah pada 756 M.

Di antara amir Kerajaan Cordoba berturut-turut adalah Abdurrahman I (756-788 M), Hisyam I (788-796 M), al-Hakam I (796-822 M), Abdurrahman II (822-852 M), Muhammad I (852-886 M), al-Munzhir (886-888 M), dan Abdullah ibn Muhammad (888-912 M), (912-929).

Pada tahun 929,Abdurrahman III memproklamasikan dirinya sebagai khalifah, atau pemimpin umat Islam yang sah.Namun meski ‘Abdurrahman III merupakan keturunan para Khalifah Umayyah yang berkuasa di Syam, para khalifah Kordoba tidak dimasukkan dalam daftar khalifah utama.

Hal ini karena dari berakhirnya kekuasaan Umayyah di Damaskus sampai tahun 929, anggota Wangsa Umayyah pada umumnya mengakui Wangsa Abbasiyah sebagai pemimpin dunia Islam yang sah.

‘Abdurrahman III tidak tersambung dengan para khalifah leluhurnya, dan secara de facto kekuasaannya hanya berkisar di Andalusia dan Maghrib.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan