TASIKMALAYA – Belum beres bulan pertama tahun 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya mencatat sudah ada 4 kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD).
Dilaporkan bahwa sepanjang 1-5 Januari tersebut, kasus DBD di Kota Tasikmalaya seolah mengganas. Bahkan 4 orang meninggal dalam kasus itu, 3 diantaranya masih anak-anak.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, dr H Asep Hendra Hendriana.
Berdasarkan hasil verifikasi terakhir, terdapat 209 kasus DBD sepanjang 1-25 Januari 2022.
“Dari total kasus itu, 4 orang dilaporkan meninggal dunia akibat DBD. Tiga orang anak-anak dan satu orang dewasa,” paparnya, Rabu (26/01/22).
Terang dia, sejauh ini sebaran kasus DBD paling banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Mangkubumi. Di kecamatan itu, tercatat ada 51 kasus DBD.
Selain itu, di Kecamatan Kawalu terdapat 38 kasus DBD, Tawang 30 kasus, Tamansari 17 kasus, Cipedes 15 kasus, Cibeureum 14 kasus, Cihideung 13 kasus, Bungursasi 11 kasus, Purbaratu 11 kasus, dan Indihiang sembilan kasus. Hingga saat ini, masih ada 18 kasus DBD yang masih dalam perawatan.
Walaupun kasus DBD di Kota Tasikmalaya sudah melebihi 200 kasus, tambah Asep, hingga saat ini belum ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) kasus DBD.
Menurut dia, pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus DBD hingga beberapa bulan ke depan. “Mudah-mudahan tidak sampai KLB,” tambahnya.
Asep mengimbau masyarakat untuk terus aktif dalam melakukan pencegahan kasus DBD dengan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sebab, kasus DBD hanya dapat dicegah dengan PSN, dengan cara melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) tempat penampungan air.
Menurut dia, Wali Kota Tasikmalaya juga telah mengeluarkan instruksi agar masyarakat waspada terhadap kasus DBD. Instruksi itu sudah dikeluarkan per 31 Desember 2021.
“Ini harus seluruhnya bergerak, tidak bisa hanya petugas. Namun, dari pendampingan yang kami lakukan, masih banyak masyarakat yang cuek untuk PSN. Kesadaran masih lemah. Giliran kejadian baru terasa,” tukasnya. (radartasik)