Tiga Pemuda Asal Kalimantan Laporkan Edy Mulyadi ke Bareskrim Polri

JAKARTA – Tiga pemuda asal Kalimantan yang tergabung dalam Forum Pemuda Kalimantan melaporkan Edy Mulyadi ke Bareskrim Polri, Senin (24/1). Mereka adalah Ariyansah NK, Michael Anggi dan Kaleb Elevensi.

Ariyansah merupakan warga Balikpapan, Anggi asal Bontang, sementara Kaleb dari Melawi. Ketiganya mendatangi Kantor Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, sekira pukul 09.00 WIB. Mereka datang bersama Barisan Ksatria Nusantara (BKN) DKI Jakarta, serta didampingi seorang kuasa hukum, David Sitorus saat melaporkan Edy Mulyadi.

“Kita sangat menyayangkan pernyataan Edy Mulyadi dan salah satu kawannya yang menyebut dalam video berjudul Bau Busuk Oligarki dan Ancaman Atas Kedaulatan di Balik Pindah Ibu Kota. Sungguh tak mencerminkan intelektualitas,” kata Ariyansah, usai melaporkan Edy di Bareskrim, pukul 14.30 WIB.

Tak sepakat dengan pemindahan ibu kota negara, silahkan saja. Tapi jangan sampai bertutur kata yang tak baik, yang keluar dari konteks kritik. Apalagi sampai menyinggung banyak orang,” tambahnya.

Menurutnya, pernyataan Edy dan kawannya itu menyakiti masyarakat Kalimantan serta mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya Kalimantan Timur.

“Pernyataan Edy dan salah satu kawannya itu sungguh menyinggung perasaan warga Kalimantan. Dalam konteks kebangsaan, ke-Indonesiaan, berpotensi menimbulkan kegaduhan, perpecahan dan merusak nilai-nilai kebangsaan serta nilai-nilai persatuan,” ujar Ariyansah, yang juga merupakan ketua Bidang Media dan Propaganda DPP GMNI.

Pelapor lainnya, Michael menambahkan, pernyataan Edy tersebut menciptakan suasana di Kalimantan tak kondusif.

“Pernyataan Edy memunculkan polemik. Menciptakan suasana tidak kondusif di Kalimantan. Ini memiliki dampak negatif. Kami berharap masyarakat tidak terpancing melakukan hal-hal atau perbuatan yang berlawanan dengan hukum atas pernyataan Edy itu. Bila ada yang merasa keberatan dgn pernyataan itu, dapat menempuh jalur hukum sesuai aturan yang berlaku. Seperti yang telah kami lakukan hari ini. Mari kita tetap kondusif dan mempercayakan semua kasus ini kepada Polri,” ujar mahasiswa pascasarjana UI itu.

Sementara Kaleb, pemuda asal Melawi, Kalimantan Barat menegaskan, pernyataan Edy beserta salah satu kawannya sungguh melukai hati masyarakat Kalimantan.

“Kata-kata ‘tempat jin buang anak’ oleh Edy, dan ‘hanya monyet’ oleh kawan Edy dalam video itu, merendahkan Kalimantan. Masyarakat Kalimantan. Kami berharap, kepolisian dapat memproses laporan kami ini. Sehingga ada efek jera, dan juga sebagai pelajaran agar hal-hal seperti ini tak terulang lagi,” ujar aktivis asal Kalimantan Barat itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan