Metropolitan Rebana Dinilai Kurang Sinkron dengan Aktivitas Ekonomi Lokal

JABAREKSPRES – Pengembangan Wilayah Metropolitan baru Cirebon, Patimban, Majalengka (Rebana) diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru Jawa Barat di masa depan.

Wilayah Metropolitan Rebana dalam rencana pengembangannya didorong untuk memiliki kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi serta berkelanjutan.

Untuk mewujudkan Rebana sebagai pusat pertumbuhan inklusif, dengan keterlibatan masyarakat, keterkaitan aktivitas ekonomi lokal dengan skala kecil menengah dengan aktivitas ekonomi skala besar yang direncanakan ke depan.

Pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana dalam perencanaannya dinilai masih kurang ramah terhadap pengembangan UKM/IKM.

Berdasarkan analisis kesesuaian Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan aktivitas ekonomi lokal, sebagian pengembangan infrastruktur daerah dalam mendukung pengembangan infrastruktur belum tampak keterkaitannya dengan pengembangan UKM/IKM daerah setempat.

Sementara itu dalam pemanfaatan SDM potensial, pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana dinilai masih ada ketidakcocokan (mismatch) kualifikasi sumberdaya manusia antara yang diharapkan oleh industri besar dengan kualifikasi angkatan kerja yang tersedia.

Selain itu, dalam kaitannya dengan pengembangan ekonomi lokal, rantai pasok UKM/IKM unggulan di Wilayah Metropolitan Rebana masih menemukan ketidaksinkronan dengan industri besar yang diundang masuk ke 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI).

Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Riset West Java Economic Society (WJES) sekaligus Ketua Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan (UNPAS), Prof. Dr. Horas Djuliusn, SE.

Prof. Horas mengatakan, meski riset mengenai Metropolitan Rebana telah banyak dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi maupun daerah. Namun penelitiannya kali ini mencoba mengambil angle yang berbeda. Guna mendukung Pengembangan

”Penelitian ini ISEI mengambil angle yang berbeda. Dalam arti melengkapi riset-riset yang telah ada. Tentunya masyarakat Jawa Barat secara luas bisa menerima manfaatnya,” ucap Prof. Horas saat ditemui Jabar Ekspres di ruangannya Rabu (19/1).

Mengutip perkataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Rebana itu mengandung arti. Re (Cirebon) menunjukan Pelabuhan di Cirebon. Ba (Patimban) menunjukan Pelabuhan Patimban yang berada di Subang dan Na (Majalengka) Bandaraudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan