Giring Ganesha Dibaratkan Limbah Demokrasi oleh Pengamat Politik

JAKARTA – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha yang sempat menunjukkan manuver politiknya beberapa waktu terakhir, mendapat tanggapan dari beberapa pengamat politik.

Salah satunya Pengamat Politik Universitas Pamulang, Fatur Rahman Fadil yang menilai Giring belum matang dalam berpolitik, bahkan menyebutnya sebagai limbah demokrasi.

Fatur menilai berdasar apa yang telah dilakukan giring, seperti ketika Giring dengan lantang menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di hadapan Presiden Jokowi.

“Menjadi politisi itu bukan sesuatu yang sembarang masuk. Dunia yang tidak dimasukkan oleh sembarangan orang” kata Fatur Rahman dalam sebuah diskusi daring di kanal YouTube Nur Iswan Chanel, dikutip Minggu 16 Januari 2022.

Menurutnya dunia politik itu dunia yang seharusnya dimasukkan oleh orang-orang khusus.

Tidak cukup seperti Giring yang terkenal menjadi artis lalu kemudian masuk dalam politik praktis.

“Dunia politik itu menurut saya adalah dari orang yang dari muda dia beraktivitas organisasi, memiliki pengetahuan tentang isu-isu publik,” katanya.

Dia mengatakan, orang yang terjun ke dunia politik, harus punya pengetahuan tentang sejarah bangsa, budaya, tentang ideologi, negaranya dan tentang pandangan.

Kata dia, menjadi politisi itu harus tampil sebagai sosok yang matang.

Jika mengkritik, bukan berarti dilakukan dengan cara membabi buta seperti yang dilakukan oleh Giring.

“Yang seperti itu tidak pantas masuk di dalam dunia politik” ujar Fathur.

Dia berujar, Demokrasi ibarat sebuah mesin produksi. Setiap mesin produksi akan ada limbahnya yang dibuang.

Menurut Fathur, jika Demokrasi adalah mesin produksi, maka Giring Ganesha adalah limbahnya.

“Demokrasi kalau kita persepsi sebagai mesin politik, maka kita harus menyadari munculnya orang semacam Giring itu merupakan limbah dari Demokrasi” ujarnya.

Sebagai limbah, Fathur menyarankan agar setiap ocehan Giring tidak perlu ditanggapi karena akan buang waktu dan energi.

“Saya melihat dia limbah dari Demokrasi, karena itu tidak boleh digubris” pungkasnya. (fin/rit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan