JAKARTA – Kementerian Agama menetapkan 15 guru besar ilmu agama dalam rangkaian acara Hari Amal Bhakti Kementerian Agama.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyerahkan surat keputusan mengenai penetapan guru besar rumpun ilmu agama kepada perwakilan guru besar, Prof. Dr. Marzuki dari UIN Datokrama Palu dan Prof. Dr. Ngainun Naim dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, pada upacara Hari Amal Bhakti Kementerian Agama di halaman Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (3/1).
Menurut siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Selasa, akademisi lain yang ditetapkan sebagai guru besar ilmu agama yakni Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Ag, M.Hum dan Prof. Dr. Salma, M.Ag dari UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd dan Prof. Dr. Nur Ali, M.Pd dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag dari UIN Sumatera Utara.
Selain itu ada Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, Prof. Dr. Rubaidi, M.Ag, dan Prof. Dr. Wiwik Setiyani, M.Ag dari UIN Sunan Ampel Surabaya; Prof. Dr. Tasman, M.A dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; Prof. Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag dari UIN Walisongo Semarang; Prof. Dr. Moh. Asrof Yusuf dari IAIN Kediri; Prof. Kastolani, M.Ag, Ph.D dari IAIN Salatiga; dan Prof. Dr. Ihsan, S.Ag, M.Ag dari IAIN Kudus.
Sebelumnya, penetapan guru besar dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Penetapan guru besar oleh Menteri Agama diatur dalam Peraturan Menteri Agama No. 7 Tahun 2021 tentang Penilaian Jabatan Fungsional Dosen Jenjang Lektor Kepala dan Profesor dalam Rumpun Ilmu Agama yang ditetapkan dan diundangkan sejak 14 April 2021.
Menurut pasal 12 dalam peraturan itu, menteri menetapkan angka kredit jabatan akademik dosen jenjang lektor kepala dan profesor berdasarkan hasil penilaian tim penilai.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama M. Ali Ramdhani mengemukakan bahwa Kementerian Agama akan menjaga kualitas guru besar dengan mekanisme dan standard mutu yang akuntabel. (antara-red)