BPNB Kerahkan 900 Personel Gabungan untuk Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Semeru

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejauh ini telah menerjunkan 900 personil gabungan untuk penanganan para korban yang terdampak Erupsi Gunung Semeru.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Wurjanto mengatakan, Hingga hari ini material awan panas dari Erupsi Gunung Semeru terus berguguran. Bahkan, telah banyak jatuh korban jiwa dari warga yang berada di sekitar lereng gunung.

Paska Erupsi Gunung Semeru lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko).

‘’Data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB pada hari ini, Selasa (7/12), jumlah personel gabungan mencapai 985 orang,’’kata Wurjanto.

Para personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.

Selain personel, sejumlah peralatan diterjunkan untuk membantu proses pencarian warga yang diduga masih hilang.

Bencana aalamjuga telah menyiagakan 3 unit helikopter dan mengerahkan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong 2 unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.

‘’Jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak lagi untuk membantu tanggap darurat di lapangan, seperti mereka yang bekerja untuk perbaikan infrastruktur dasar listrik, komunikasi atau pun akses jalan,’’tuturnya.

Sementara itu, para personel yang bergerak di lapangan diharapkan untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru.

Posko yang berjarak 23 km dari Gunung Semeru tersebut berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Sedangkan pos logistik yang mendukung operasi penanganan darurat terletak di rumah dinas Bupati Lumajang.

BNPB mengimbau semua dukungan sumber daya, baik personel, peralatan atau pun bantuan logistik dikoordinasikan melalui posko yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Hal tersebut bertujuan agar penanganan darurat dapat berjalan secara optimal dan efektif serta menekankan keamanan dan keselamatan responder di lapangan yang melakukan operasi pencarian dan evakuasi.

Hal tersebut disampaikan Basarnas sebagai koordinator pencarian dan pertolongan. Seperti terpantau pada pagi tadi (6/12), pukul 08.55 WIB, awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur 4 km yang mengarah ke Besuk Kobokan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan