Kuota 16 Ribu Guru Ngaji di Kabupaten Bandung Belum Terpenuhi

SOREANG – Program guru ngaji yang telah dilaunching Pemerintah Kabupaten Bandung menyediakan kuota sebanyak 16 ribu. Namun pada pelaksanaannya kuota tersebut belum dapat terpenuhi.

Anggota komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Firman B Somantri mengatakan pada tahun 2021 ini jumlah guru ngaji telah diusulkan untuk mengikuti program insentif guru ngaji sebanyak 16 ribu orang. Tapi hingga saat ini baru ada 13.720 peserta. Kata Firman, hal tersebut berpengaruh terhadap anggaran yang akan dikeluarkan.

“Masih kurang, tentunya harus menggunakan data yang tepat, sehingga nanti pembiayaan untuk guru ngaji ini sesuai dengan yang dianggarkan. Kalau misalkan dianggarkan 16 ribu, maka kami minta data-data sehingga dana yang digulirkan juga untuk 16 ribu guru ngaji,” kata Firman saat wawancara di Baleendah, Kamis (18/11).

Total anggaran yang digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mensukseskan program guru ngaji yaitu sebesar Rp24 miliar untuk tahun 2021 dan Rp100 miliar lebih untuk tahun 2022. Namun, Firman mengaku, untuk anggaran tahun 2021, belum mengetahui jumlah dana yang sudah terserap.

“Kita belum mengetahui dana yang terserap, tetapi di Oktober belum ada pembayaran” ujarnya.

Jika jumlah peserta guru ngaji masih kurang dari kuota yang telah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, menurut Firman hal tersebut akan menjadi dana yang tidak terserap. Sehingga, apabila ada dana sebesar Rp5 miliar lebih yang tidak bisa terserap, maka akan jadi temuan dan berpengaruh pada Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Takutnya akan jadi temuan, karena kita harus menjaga WTP yang kita dapatkan selama lima tahun berturut-turut. Dengan data-data ini kita menjaga agar program ini bisa berjalan sesuai dengan yang di harapkan,” jelasnya.

Politisi Partai Golkar itu mewanti-wanti agar jangan sampai minat guru ngaji untuk mengikuti program tersebut malah berkurang. Padahal anggaran yang digelontorkan itu sangat besar.

“Sangat disayangkan apabila ini kurang, kenapa menganggarkan terlalu besar, kan sebetulnya bisa buat program yang lainnya, terutama untuk penanganan Covid-19 ini karena yang ditakutkan ada gelombang tiga,” ucapnya.

“Mudah-mudahan sebelum tanggal 23 sudah ada datanya, karena kita mengejar agar bulan November ini selesai anggaran,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan