JAKARTA – Facebook mengumumkan akan mematikan sistem “facial recognition” atau pengenalan wajah yang secara otomatis mengidentifikasi pengguna lewat foto serta video.
Keputusan itu diambil seiring dengan tingkat kekhawatiran pengguna yang meningkat mengenai penggunaan teknologi tersebut.
“Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya bahwa membatasi penggunaan facial recognition pada beberapa kasus khusus adalah tindakan tepat,” ujar Vice President of Artificial Intelligence (AI) di Facebook Jerome Pesenti seperti dilansir dari Reuters, Rabu, (3/11).
Faktor lainnya yang menyebabkan penghentian fitur tersebut adalah belum matangnya regulasi yang mengatur masalah privasi pada sistem pengenalan wajah.
Dalam beberapa tahun terakhir, regulator hingga masyarakat berkompromi dan mendebat penggunaan sistem pengenalan wajah atas banyaknya pelanggaran privasi akibat sistem itu.
Sistem yang bisa mengenali wajah tersebut menjadi primadona bagi para pebisnis untuk keamanan. Namun ternyata sistem itu dinilai berpotensi membahayakan privasi hingga menormalkan pengawasan yang mengganggu.
Perusahaan Lain Sudah Hentikan Facial Recognition
Sebelum Facebook, beberapa perusahaan besar seperti IBM telah mengambil langkah serupa, dengan menghentikan penjualan produk “Facial Recognition”.
Lalu ada juga Microsoft serta Amazon yang menunda penjualan sistem itu karena masih belum jelasnya aturan mengenai sistem pengenalan wajah.
Dengan Facebook ikut bergabung memutuskan menyudahi penggunaan “facial recognition”, tentunya menjadi gebrakan bagi industri teknologi tak lagi menggunakan sistem yang tak terjamin keamanannya untuk privasi masyarakat.
Perusahaan yang pada pekan lalu memilih nama baru yaitu Meta menyebutkan lebih dari satu pertiga penggunanya memilih sistem pengenalan wajah untuk masuk ke media sosialnya.
Dengan dihentikannya sistem, akan ada 1 miliar orang berhenti menggunakan metode itu.
Juru bicara Facebook menyebutkan inisiatif itu bisa selesai di 2021 tepatnya di Desember. Sehingga langkah lanjutan bisa lebih maksimal untuk menjaga keamanan dan privasi masyarakat.
Namun, Facebook memastikan fitur alternatif yang mendeskripsikan gambar bagi pengguna yang mengalami gangguan penglihatan akan tetap berfungsi normal.
Selanjutnya, sebagai imbas pemberhentian sistem ini, nama individu yang dikenali dalam gambar tak akan disertakan, dan hanya disebut sebagai “individu”. (antara)