Halau Biang Nyamuk DBD, Begini Cara Desa Cikuya Mengantisipasinya

CICALENGKA – Memasuki musim penghujan, bahaya biang nyamuk menjadi ancaman yang perlu diperhatikan.

Pasalnya potensi terpapar gigitan nyamuk demam berdarah pada musim hujan terbilang cukup besar, sebab kubangan atau tempat yang dapat menampung air akan terisi oleh hujan kemudian mengendap.

Akibatnya, nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus atau lebih umum dikenal dengan sebutan nyamuk demam berdarah ini akan lebih memilih tinggal di kubangan air yang bersih dan terlindung dari sinar matahari langsung alias genangan air yang tertampung tidak diperhatikan.

Diketahui, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit mudah menular yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Penularan demam berdarah sendiri terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

Menyikapi hal tersebut, Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sudah lakukan berbagai taktik guna mengantisipasi timbulnya biang nyamuk yang dapat menukarkan DBD.

Kepala Desa Cikuya, Dadan Suganda melalui Kepala Dusun 3, Denny Darmansyah menerangkan, setiap RT-RW sudah diberikan imbauan untuk membersihkan lingkungan.

“Dari desa sudah diberikan sosialisasi, imbauan kepada para pengurus RT-RW untuk perhatikan kebersihan lingkungan,” kata Denny di Balay Desa Cikuya, Selasa (26/10).

Denny mengatakan, selain kebersihan lingkungan, warga Desa Cikuya juga diberikan sosialisasi agar tidak membiarkan genangan air yang dikhawatirkan dapat menjadi potensi timbulnya biang nyamuk demam berdarah.

“Setiap RT dan RW sudah diberikan pesan agar setiap warganya harus membersihkan sampah yang bececeran dan kalau ada air menggenang tidak terpakai segera buang,” pungkasnya.

Menurut Denny, meskipun saat ini cuaca tengah peralihan dari kemarau menjadi musim hujan, sampai sekarang tidak ada warganya yang sakit DBD akibat gigitan nyamuk.

“Alhamdulillah untuk sekarang tidak ada warga yang terkena sakit DBD, semoga tidak ada terus,” imbuh Denny.

Dalam pemaparannya, Denny menuturkan, selain para warga harus membersihkan lingkungan, setiap ketua RT dan RW juga perlu sigap memperhatikan warga.

“Kalau ada yang sakit misalnya karena DBD, harus segera lapor ke RT-RW supaya didata oleh desa. Supaya nantinya kalau sampai berlanjut penularan ke warga lain misalnya, kita akan lakukan fogging,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan