Halau Biang Nyamuk DBD, Begini Cara Desa Cikuya Mengantisipasinya

Diketahui, fogging merupakan penyemprotan insektisida yang dilakukan dengan bertujuan untuk membunuh nyamuk terutama jika terjadi penularan DBD.

Fogging sendiri dijelaskan Denny, tidak dulakukan sembarangan sebelum ada laporan minimal 10 warga yang terkena penyakit DBD.

“Karena itu imbauan dari nakes puskesmas ke desa, kalau ada yang dilaporkan sakit DBD bisa difogging minimal 10 orang, begitu aturannya,” ujar Denny.

“Soalnya dengar penjelasan dari orang kesehatan asap dari fogging itu bahaya juga kalau banyak terhisap oleh manusia. Jadi kalau dilakukan fogging rutin takutnya malah berdampak kepada warga,” tambahnya.

Tak mau ambil resiko kesehatan warga karena merutinkan fogging, Desa Cikuya pun mengambil langkah antisipasi timbulnya biang nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan.

“Kita sendiri dari desa daripada harus fogging nunggu terlapor 10 warga kena DBD, lebih baik mencegah dengan membersihkan lingkungan,” katanya.

Sementara itu, untuk alat fogging sendiri, dikatakan Denny, Desa Cikuya memiliki satu sebagai antisipasi dan kesiapsiagaan jika memang harus melakukan penyemprotan membasmi biang nyamuk.

“Kita ada mesin fogging pakai listrik, jadi dimasukkan cairan semacam liquid yang khusus buat basmi nyamuk nanti keluar uap dan mengebar,” ujar Denny.

“Itu juga bisa dipakai buat sterilisasi virus Covid-19, tabung cairannya kita pakai disinfektan. Dan gak akan berbekas basah setelah pemakaian karena yang dikeluarkan bukan air tapi uap,” tambahnya.

Denny mengucapkan, penggunaan alat tersebut hanya digunakan jika memang sangat dibutuhkan. Sementara untuk kegiatan rutin pencegahan Covid-19, Desa Cikuya menggunakan alat penyemprot manual. (mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan