Akhirnya! Kota Cimahi Menyandang PPKM Level 2

CIMAHI – Setelah menantikan sekian lama, Kota Cimahi akhirnya menyandang status wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2.

Hal ini diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1, yang diteken Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Senin (18/10).

“Kota Cimahi sudah masuk level 2. Tapi masyarakat tidak boleh lupa dan euforia,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana pada Rabu (20/10/2021).

Meski kini sudah turun menjadi PPKM Level 2, Ngatiyana meminta masyarakat untuk disipilin dalam menetapkan protokol kesehatan COVID-19. Dirinya tak ingin kasus tersebut kembali meningkat, khususnya di Kota Cimahi.

“Protokol kesehatannya tetap harus dijalankan. Jangan sampai terjadi kluster baru,” imbuh Ngatiyana.

Dikatakan Ngatiyana, melandainya kasus COVID-19 hingga turun menjadi Level 2 dikarenakan kerja keras semua stakeholder. Dari mulai pemerintah, TNI, Polri, tokoh agama hingga masyarakat yang bahu-membahu untuk menangani pandemi COVID-19.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah warga yang terkonfimasi positif aktif COVID-19 ada 16 orang. Sebanyak 14 orang menjalani isolasi mandiri dari 2 orang menjalani perawatan di rumah sakit.

Selain itu, cakupan vaksinasi COVID-19 pun sudah melampaui target 70 persen. Kini capaiannya sudah ada 84,82 persen sasaran warga Kota Cimahi yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 untuk dosis pertama.

Sementara dosis kedua baru mencapai 60,06 persen. Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menargetkan seluruh sasaran sudah mendapat vaksin COVID-19 pada Desember 2021.

“Vaksinasinya di Cimahi sudah 84 persen kita sudah melebihi target 70 persen. Mudah-mudahan sampai 100 persen bisa tervaksin,” sebut Ngatiyana.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya terus memaksimalkan layanan vaksinasi COVID-19 khususnya di Puskesmas yang ada di Kota Cimahi. Selain itu, pihaknya juga mengunjungi rumah-rumah warga yang belum tersentuh vaksin.

“Kita jemput bola yang belum. Seperti para Lansia, kemudian penyandang disabilitas, yang komorbid. Kemudian kita juga meminta kepada orang tuanya untuk mengizinkan anaknya untuk divaksin,” pungkasnya. (fey)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan