PKS Sebut Jokowi Kurang Percaya Menteri Lain Selain Luhut

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebagai Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Tim Gernas BBI).

Kemudian, pada akhir Juni lalu, mantan Kepala Staf Presiden ini sebenarnya telah didapuk sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Tidak berhenti di situ, selanjutnya pada bulan Agustus, Luhut kembali ditunjuk Presiden Jokowi untuk jabatan lain, yakni Ketua Dewan Pengarah Tim Penyelamatan Danau Prioritas Nasional.

Merespons hal itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukhori Yusuf menilai Presiden Jokowi memiliki pertimbangan pribadi soal alasan dipilihnya Luhut untuk mengemban sejumlah tugas lain di luar otoritasnya sebagai Menko Marves.

“Saya bisa pastikan, Presiden Jokowi pasti punya pertimbangan tersendiri ihwal alasan memilih LBP, yang lagi-lagi, ditunjuk untuk berbagai tugas dan kewenangan,” ujar Bukhori kepada wartawan, Rabu (22/9).

Anggota Komisi VIII DPR RI ini menduga Presiden Jokowi memiliki masalah kepercayaan atau trust issue dengan menteri lain di kabinet lantaran keputusannya yang acapkali mengandalkan Luhut Binsar Pandjaitan dalam berbagai penugasan strategis.

“Jika kita perhatikan, sepertinya Presiden Jokowi kurang percaya dengan menteri lain yang berasal dari partai pengusungnya sendiri,” katanya.

Sebagai informasi, penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) No. 15 Tahun 2021 tentang Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diteken Presiden Jokowi pada 8 September 2021.

Dalam tim ini, Luhut akan dibantu tiga wakil ketua, antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.

Sementara, Ketua harian dijabat oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki. Kemudian, ada 23 menteri dan kepala badan/lembaga yang turut menjadi anggota tim. (jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan