Perguruan Tinggi di Bandung Akan Mulai PTM Terbatas, Begini Persiapan Universitas YPKP Bandung

BANDUNG – Diperbolehkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di lingkup Universitas, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, Tatang Sudrajat mengatakan pihaknya kini tengah mematangkan sejumlah strategi untuk menyambut kembali dibukanya PTM bagi Perguruan Tinggi.

“Kami sepenuhnya mengacu kepada pemerintah, kebetulan baru saja ada surat edaran dari Dirjen Dikti, yang isinya perguruan tinggi dapat menyelenggarakan PTM secara terbatas, kami langsung merespon itu dan kami sangat gembira dengan kembali di perbolehkannya perguruan tinggi menggelar PTM,” tuturnya di universitas YPKP Bandung, Selasa(21/9).

Dia mengatakan meskipun PTM nantinya akan digelar secara terbatas yang direncanakan pada Oktober mendatang, pihaknya tetap akan maksimal dalam menerapkan aturan tersebut. Aturan yang dimaksud yakni PTM akan dilaksanakan tidak lebih dari 50 persen kapasitas ruangan dengan memangkas waktu pembelajaran serta hanya melibatkan dua angkatan yaitu angkatan mahasiswa baru dan satu tahun sebelumnya.

“Mengingat kedua angkatan tersebut sama sekali belum pernah bertatap muka langsung akibat pandemi, pelaksanaan prokes ketat, hingga pemberlakuan hybird learning dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring,” katanya.

“Kami pun sudah menyiapkan strategi hingga ke hal hal detail seperti ketersediaan prokes di setiap ruangan, agar PTM Terbatas yang hendak dimulai, bisa berjalan dengan baik,”tambahnya.

Lanjut ujar Tatang, pihaknya bakal mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa memicu terbentuknya klaster baru di universitas, salah satu caranya dengan mengawasi sejumlah titik titik lokasi yang kerap menimbulkan kerumunan di kalangan mahasiswa.

“Tidak bisa dipungkiri, manusia sebagai makhluk sosial, sangat gemar dan sangat manusiawi senang bersosialisasi dan berkumpul, maka dari itu kamipun telah memperkirakan hal tersebut dengan mengawasi titik titik yang berpotensi berkerumun seperti kantin, hingga parkiran, hal itu kami lakukan untuk menjaga mahasiswa kami dari ancaman paparan Covid 19,”terangnya.

Dia pun berharap mahasiswa bisa menjadi contoh dan role model bagi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan di tempat umum, mengingat mahasiswa bersinggungan langsung oleh masyarakat di sekitarnya.

“Kami mengimbau agar mahasiswa ini bisa memberi contoh kepada masyarakat pada umumnya khususnya kepada anggota keluarga mereka, tentang bagaimana menjalankan protokol kesehatan di tempat umum, hal itu perlu dilakukan untuk bersama sama memutus penyebaran Covid 19,”tutupnya.

Tinggalkan Balasan