MKAA Bertekad Wujudkan Fasilitas Ramah Disabilitas

BANDUNG – Kaum disabilitas berhak mendapat akses publik dimanapun dan kapanpun mereka berada, tak terkecuali mendapat akses edukasi seperti masuk museum dan tempat bersejarah lainnya.

Seolah mengamini hal tersebut, Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) yang baru saja mulai kembali beroperasi, meski terbatas dan belum normal seperti sedia kala, MKAA berkomitmen untuk memberikan layanan ramah pada penyandang disabilitas.

“Beberapa fasilitas harus betul-betul diperhatikan agar para disabilitas juga menikmati fasilitas museum dan tidak dibeda-bedakan, beberapa hal misalnya tangga yang tidak terlalu tinggi dan bidang miring yang tidak curam,” ucap Wisnu Aji Firdaus selaku edukator MKAA, Jumat (18/9).

Museum memang banyak dikunjungi masyarakat untuk sarana edukasi dan rekreasi, begitupula penyandang disabilitas. Mereka pun perlu difasilitasi lebih baik lagi disaat menikmati sarana di museum.

“Jika museum sudah ramah disabilitas, maka masyarakat lain pun akan merasakan manfaatnya, berbeda jika hanya memperhatikan masyarakat umum saja,” tambahnya.

Selain itu, hal yang perlu dicermati juga adalah pengadaan para fasilitator yang mampu menjadi penerjemah juga mengerti bahasa isyarat terkhusus untuk penyandang tuna rungu, tuna wicara dan tuna darma.

Menyadari bahwa museum sangat berguna untuk penyadaran sejarah dan sumbangsih ilmu pengetahuan, museum konferensi Asia Afrika juga menggelar konser musik yang diprioritaskan untuk kaum disabilitas.

Acara tersebut diisi dengan penampilan anak anak luarbiasa yang berbakat dibidang seni (khususnya musik). Acara tersebut dimeriahkan oleh Sahabat Disabilitas dan Yayasan Mata Hati Indonesia, berlangsung meriah dengn protokol kesehatan ketat pada Jumat pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 sore.

Meski hingga kini belum dibuka untuk masyarakat luas dan sangat dibatasi, MKAA berkomitmen untuk lebih “aware” dan ramah untuk semua kalangan terkhusus par apenyndang disabilitas. (mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan