Bisnis Jasa Transportasi Bus Pariwisata di Ujung Tanduk

CIMAHI – Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir membuat bisnis jasa transportasi bus pariwisata di Kota Cimahi diujung tanduk. Sepinya penyewa bus dan seringnya objek wisata ditutup menjadi penyebabnya.

Kondisinya kini tak kunjung membaik. Malah semakin menjerit ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai Level 3-4 diterapkan. Objek wisata tutup seiring berlakunya kebijakan yang ditujukan untuk menekan pandemi Covid-19.

“Kita udah hampir gak jalan sama sekali selama hampir dua tahun. Termasuk pas PPKM ini. Selama pandemi ini paling satu atau dua unit yang jalan,” ungkap Pengurus Operasional PT Kaliptra Pesona Mandiri (KPM) Hendra Lesmana saat dihubungi, Kamis (9/9).

Pandemi Covid-19 berkepanjangan ini membuat pengusaha bus di Kota Cimahi harus berpikir keras untuk bertahan. Salah satu jalan yang dipilih adalah dengan menjual unit bus hingga di-over credit-kan untuk menutupi biaya operasional dan perawatan.

Bus Terpaksa Dijual

Hendra mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19 pihaknya mengelola sekitar 25 unit bus pariwisata. Namun kini hanya tersisa sekitar 10 unit bus saja. Ada yang dijual, ada juga unit yang diambil kembali oleh pemilik saham.

“Yang dijual dan over credit itu sekitar 6 unit itu murni punya KPM. Ada yang dibawa sama investor. Kan di KPM itu ada investor yang nyimpen unit. Sekarang tinggal sisa 10 unit,” beber Hendra.

Dia membeberkan, kendaraan yang dibiarkan terlalu lama malah akan semakin menimbulkan kerusakan. Unit bus yang tersisa ini pun kondisinya tak 100 persen dalam kondisi bagus. Terkadang jika bus akan keluar, sistem tukar spare part pun jadi pilihan.

“Malah pengeluaran sparepart terus. Misal berangkat satu dua justru dianggap enggak jalan karena enggak nutup untuk biaya operasional. Yang sisa sekarang juga kan ada kadang kabelnya digigit tikus,” sebut Hendra.

Dirinya berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktivitas bisa normal kembali. Pihaknya juga berharap ada semacam bantuan dari pemerintah terhadap sektor bus pariwisata. Sebab, kata Hendra, bukan hanya unit bus yang terpaksa dijual, para sopir pun tak mendapat upah.

Tinggalkan Balasan